Transaksi Export Center Surabaya Ditarget Capai US$64 Juta, Begini Langkah Kadin Jatim

Transaksi Export Center Surabaya Ditarget Capai US$64 Juta, Begini Langkah Kadin Jatim Sosialisasi di Graha Kadin Jatim, Selasa (23/3/2021). (foto: ist)

Dalam hal peningkatan produk, keberadaan ECS akan disinergikan dengan program Rumah Kurasi Kadin Jatim yang diinisiasi oleh Kadin Kota Kediri dan Bank Indonesia Wilayah Kediri. Saat ini, program Rumah Kurasi juga sudah mulai jalan dengan melakukan sertifikasi instruktur pemeriksaan produk UMKM. Harapannya nanti, jika dalam setiap daerah ada 10 kurator produk UMKM, maka peningkatan kualitas produk bisa dicapai dengan cepat.

“Dan ini juga akan menjadi solusi keterbatasan volume produksi UMKM. Kalau kualitas produk bisa diseragamkan, maka untuk memenuhi permintaan dengan jumlah yang besar dari luar negeri bisa dengan mudah terpenuhi dari banyak UMKM,” ujarnya.

Di sisi lain, program ini juga akan disinergikan dengan sejumlah universitas yang memiliki orientasi entrepreneur seperti Universitas Ciputra (UC). Di UC, ujarnya, hampir seluruh mahasiswa memiliki usaha, termasuk usaha keluarga yang selama ini sudah besar tetapi masih belum merambah pasar luar negeri.

Sementara untuk mendapatkan buyer atau pembeli luar negeri, Kadin Jatim juga akan berkoordinasi dengan Kemendag dan sejumlah pihak terkait data. Data, ujarnya, bisa didapat dari INA Expo melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), melalui Kedutaan Besar RI serta dari Diaspora Indonesia.

“Tantangan berikutnya adalah soal legalitas atau perizinan karena di Indonesia, masing-masing lembaga memiliki aturan masing-masing yang dititipkan ke Bea Cukai. Ini nanti kita minta kemudahan bagi UMKM yang melakukan ekspor melalui ECS. Kuncinya adalah kolaborasi dengan banyak pihak, mulai dari lembaga dan dinas terkait, universitas, serta seluruh Kadin yang masuk wilayah kerja kita. Semua potensi kita gerakkan agar tidak jalan sendiri-sendiri karena ini adalah proyek nasional,” ujar Tommy.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Tb. A. Machrodja mengungkapkan bahwa ECS adalah kelanjutan dari program FTA Center. FTA Center hanya memiliki tugas sosialisasi apa yang telah dilakukan Kemendag agar UMKM dan pelakiu bisnis memahami tentang sejumlah kerja sama dan kebijakan yang telah dibuat bersama negara lain.

Karena UMKM sangat antusias dan banyak UMKM di Jatim mendapatkan predikat sangat baik, maka program FTA Center dilanjutkan dengan pendirian . Dalam program ECS ini, telah ada sejumlah target yang telah ditetapkan, di antaranya jumlah layanan, transaksi yang lapor yang harus dicapai, hingga penambahan jumlah UMKM baru yang MoU menembus pasar luar negeri. Untuk itulah Kemendag bekerja sama dengan Kadin Jatim, sebagai lembaga nonprofit yang berkonsentrasi pada pengembangan ekonomi dan bisnis.

“Memang ini tidak mudah. Tetapi saya melihat sumbangsih Jatim terhadap ekonomi nasional tingkat dua. Ini luar biasa. Saya optimistis target bisa tercapai, ini harapan saya. Jika kemudian tidak tercapai ini bisa dievaluasi karena ini pilot project. Apa yang kurang, nanti kita perbaiki bersama,” pungkasnya. (nf/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO