Inilah Kisah Pasien Covid-19 Pertama di Indonesia yang Diisukan Penari Telanjang

Inilah Kisah Pasien Covid-19 Pertama di Indonesia yang Diisukan Penari Telanjang Dahlan Iskan

SURABAYA, .com Tulisan Dahlan Iskan tidak hanya mencerahkan tapi juga menjernihkan. Wartawan kondang itu kini menulis kisah pasien pertama di Indonesia yang dulu sempat heboh di media sosial. Tiga wanita itu, di antaranya bahkan distigma sebagai .

Siapa dan bagaimana kisah sebenarnya? Silakan ikuti tulisan menarik ini di Disway dan HARIAN BANGSA pagi ini, 7 April 2021. Untuk pembaca .com yang tinggal di Jakarta, Makassar, Medan, Depok, Palembang, Batam, North Kuta, Bandung, Semarang, Pontianak, Pekanbaru, dan daerah lain serta luar negeri kami turunkan di bawah ini. Selamat membaca:

ANDA sudah tahu: sudah setahun Maria terkena . Hebatnya: antibodi Maria masih 236. Masih tinggi sekali. Padahal seseorang hanya perlu punya antibodi 20 untuk tidak tertular Covid.

Antibodi saya juga masih 246. Tapi saya kan belum tiga bulan sembuh dari Covid. Teorinya, angka itu akan turun terus seiring dengan perjalanan waktu. Teman saya, yang baru enam bulan sembuh, antibodinya sudah nol.

Maka peserta pertemuan Zoom dari berbagai negara kemarin malam itu terheran-heran. Bagaimana bisa ibu Maria Darmaningsih masih punya antibody setinggi itu.

Maria, pasien Covid No. 03 Indonesia itu sendiri tidak tahu mengapa. Kemarin Maria hadir di Zoom mingguan diaspora Indonesia itu. Dia jadi narasumber utama. Demikian juga pasien Covid No. 02: Ratri Anindyajati. Yang tidak lain putri kedua ibu Maria. Sedang pasien Covid No. 01 adalah Sita Tyasutami, anak bungsu Bu Maria.

Tiga orang itulah yang dihebohkan se Indonesia setahun lalu. Lengkap dengan bumbu-bumbu hoax-nya. Yang sempat membuat jengkel ketiga wanita itu.

Dr Mo juga tampil sebagai narasumber Zoom yang dikoordinasikan Lia Sundah –istri pencipta lagu James F Sundah¬– dari New York itu. Dr Mo adalah pengusul pertama diterapkannya terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid di Indonesia (Disway, 25 Maret 2021).

Dr Mo –Theresia Monica Rahardjo– menceritakan perjuangannyi sampai konvalesen diterima sebagai alternatif pengobatan .

Saya sudah tahu itu. Kemarin saya menghubungi Dr Mo lagi. Khusus untuk membahas mengapa antibodi Bu Maria masih begitu tinggi.

"Mungkin setelah sembuh itu Bu Maria sebenarnya terpapar Covid lagi," ujar Dr Mo. "Bu Maria mungkin tidak merasakannya karena sudah punya antibodi," ujarnyi. Paparan baru Covid itu, kata Dr Mo, seperti merangsang munculnya lebih banyak antibodi.

Saya tertawa lepas mendengar penjelasan itu. Orang yang sudah terkena Covid, sembuh, punya antibodi cukup, ternyata seperti diboster saat terkena Covid berikutnya.

Maria, dosen tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), itu kini lebih banyak di rumah. "Saya berkebun. Tanam sayur," katanyi.

Rumah Maria, di dekat Depok, memang punya pekarangan luas: sekitar 4.000 m2. Kakak Maria, yang tinggal di sebelahnya, punya tanah 6.000 m2. Kalau digabung menjadi 1 hektare.

Dari tampilan di Zoom kemarin tidak terlihat lagi sisa-sisa kejengkelan Maria setahun lalu. Wajahnya cerah, senyumnya tulus dan bicaranya datar-datar saja. Padahal dia sempat jadi bulan-bulanan medsos.

Yang masih terlihat sewot adalah Ratri. Tapi sewotnya lucu –sewot masa lalu yang dia ceritakan sambil tertawa-tawa.

Waktu itu Ratri dan adiknya memang sempat menjadi bahan gosip tidak habis-habisnya. Mereka dituduh sebagai pembawa Covid ke Indonesia. Mereka digambarkan sebagai wanita pecandu dansa-dansi. Pun malam itu mereka digambarkan menghadiri pesta dansa. Lalu tertular Covid dari orang Jepang. Bahkan ada medsos yang menggambarkan Ratri itu .

Dia juga di-hoax-kan bahwa hari itu pacarnyi dari Jepang lagi ke Jakarta.

Keluarga Maria memang keluarga penari, tapi penari sebagai seni. Penari serius. Mulai tari Jawa, Bali, sampai tari modern.

Pun soal orang Jepang yang dikatakan pacar itu ternyata seorang wanita. Bukan pula teman. Mereka hanya kenal sebagai sesama pencinta tari Salsa.

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO