Ungkap DPR Sengaja Jebak Jokowi soal BG, Bamsoet Dianggap Tampar Muka Sendiri

Ungkap DPR Sengaja Jebak Jokowi soal BG, Bamsoet Dianggap Tampar Muka Sendiri Bambang Soesatyo. Foto: merdeka.com

BangsaOnline - Pernyataan anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo yang mengaku sengaja meloloskan Komisaris Jenderal saat menjalani fit and proper test sebagai calon Kapolri beberapa waktu lalu sangat kental muatan politik ketimbang fungsinya sebagai penyambung lidah masyarakat. Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, ocehan politikus Golkar tersebut tak penting di saat negara genting soal kisruh antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Ya pernyataan itu pernak pernik politik yang sebetulnya tidak perlu bagi bangsa. Ya enggak ada pentingnya bagi bangsa ini," kata Ray saat dihubungi merdeka.com, Minggu (22/2).

Baca Juga: Diteken 24.453 Orang, Petisi Tolak Pindah Ibu Kota Meluas, Ini Kata Kepala BIN

Ray mengatakan pernyataan tersebut malah semakin membuka tabir kinerja DPR di hadapan masyarakat selama ini. Dia menilai omongan itu menyiratkan bagaimana kinerja DPR terutama Komisi III yang memang sengaja meloloskan Komjen , yang sebetulnya sudah jelas-jelas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

"Justru pernyataan itu menunjukkan kualitas diri mereka sendiri," ujarnya.

Menurut dia, sebenarnya DPR sudah diwanti-wanti oleh berbagai elemen masyarakat terkait Komjen sebagai calon tunggal Kapolri setelah ditetapkan tersangka kasus dugaan gratifikasi dan suap oleh KPK. Namun teriakan masyarakat tersebut tak didengar oleh anggota DPR.

Baca Juga: Resmi Kepala BIN, Budi Gunawan Berpangkat Jenderal, Siap Tingkatkan Kemampuan Intelijen

"Terlepas diajukan oleh PDIP dan Jokowi, ya kewajiban mereka dengan benar melakukan fit and proper test bukan sebaliknya dengan kegenitan-kegenitan politik lainnya. Justru dengan menunjukkan pernyataan itu tidak menunjukkan moral pernyataan di hadapan masyarakat," katanya.

Karena itu, Ray menilai omongan wakil bendahara umum Golkar tersebut terkait pengajuan Komjen hanya untuk mengakomodir kehendak partai pendukung presiden Jokowi, PDIP sebetulnya sudah sedari awal diketahui oleh rakyat. Menurutnya, pernyataan tersebut lebih kepada kegenitan Bamsoet dalam perpolitikan.

"Kalau soal didorong PDIP sudah jadi pandangan umum masyarakat sehingga dengan pernyataan seperti itu bukan cuma PDIP yang sengaja tapi Golkar juga sengaja meloloskan . Berarti mereka juga bagian dari mengolok-olokkan amanat rakyat seperti PDIP," imbuhnya.

Baca Juga: Heboh Ring 1 Mundur Jika Budi Gunawan jadi Kapolri

Daripada memberikan komentar yang tak penting, Ray menyarankan Bamsoet bekerja seperti yang dinginkan rakyat saat ini dalam menyelesaikan kisruh antara KPK dan Polri. Ada empat pekerjaan rumah yang sebaiknya lebih dipikirkan Bamsoet ketimbang mengeluarkan ocehan tak penting seperti itu.

"Saran saya untuk saudara Bamsoet janganlah mengurusi masalah yang ecek-ecek begitu, mendingan dia urusin kasus yang saat ini menjadi pertanyaan di masyarakat. Pertama, segera dicabut kriminalisasi kepada dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Kedua, orang mempertanyakan kredibilitas dua Plt KPK Taufiequrachman Ruki dan Indriyanto Seno Adji. Ketiga, tuntaskan kasus hukum saudara BG dan keempat, copot Kabareskrim," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo membuka rahasia alasan terkesan mudah diloloskan di DPR. Menurut Bambang parlemen sudah menyadari sejak awal bahwa pengajuan nama BG bukan ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo, tapi lebih untuk mengakomodir kehendak partai pendukung, yaitu PDIP.

Baca Juga: Bursa Calon Kapolri Memanas, Bamsoet Jagokan Budi Gunawan

"Alasannya, sejak awal kami sadar jadi alat. Presiden tidak kehendaki tapi karena ada desakan khusus, desakan utama yang harus diakomodir calon Kapolri tunggal BG," kata Bambang dalam diskusi bertajuk "Babak Baru KPK VS Polri" yang digelar di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/2).

Alasan itulah, yang membuat DPR melempar balik bola yang dilempar oleh Jokowi terkait putusan BG menjadi kapolri. Para legislator tahu bahwa Jokowi mengharapkan BG ditolak oleh DPR.

"Kami melihat itu bahwa (Jokowi) berharap gayung bersambut, ditolak (oleh DPR). Makanya bola ditendang lagi ke Istana, mau lantik atau tidak urusan dia, maju kena mundur kena," tukasnya.

Baca Juga: Diolok-olok, Hakim Sarpin Somasi Masyarakat

Sumber: merdeka.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO