JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan resmi dilantik sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Dalam kesempatan tersebut, hadir para petinggi Polri dan jajaran menteri kabinet kerja. Di antara tamu undangan, tampak hadir pula Presiden Kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, melalui keputusan Presiden RI Nomor 102/P/2016 tentang pemberhentian dan pengangkatan Kepala BIN, Sutiyoso resmi berhenti dan digantikan Budi Gunawan.
"Mengangkat Budi Gunawan sebagai Kepala BIN dan kepada yang bersangkutan diberikan hak keuangan administrasi dan fasilitas lainnya," demikian bunyi surat keputusan yang dibacakan di Istana Negara, Jumat (9/9)
Baca Juga: Diteken 24.453 Orang, Petisi Tolak Pindah Ibu Kota Meluas, Ini Kata Kepala BIN
Pelantikan Budi Gunawan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) diketahui telah didahului oleh uji kepatutan dan kelayakan di DPR Rabu 7 September 2016. Lolosnya Budi Gunawan dalam fit and proper test disahkan dalam rapat paripurna DPR kemarin, Kamis 8 September 2016, dan langsung dilanjutkan dengan pelatikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan menjabatnya Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) secara otomatis menjadikan pangkatnya naik menjadi bintang empat atau jenderal. Budi Gunawan juga mengaku akan memprioritaskan penguatan BIN untuk meningkatkan profesionalitas.
"Ke depan, tentu ada beberapa program penguatan, kemampuan BIN agar makin professional, objektif, integritas. Itu perintah Bapak Presiden," kata Budi Gunawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Baca Juga: Heboh Ring 1 Mundur Jika Budi Gunawan jadi Kapolri
Sebagai lembaga intelijen, jelas dia, BIN terdiri dari sejumlah unsur. Antara lain TNI, Polri dan sipil. Selain itu, fungsi intelijen juga melekat pada hampir semua lembaga keamanan dan pertahanan. Karenanya, BIN bertugas untuk mengkoordinasikan semua kekuatan intelijen yang ada.
"Ada beberapa fungsi intelijen di Indonesia ini, yaitu pertama BIN untuk fungsi intelijen dalam dan luar negeri, TNI untuk intelijen di bidang pertahanan dan kemiliteran, kemudian intelijen hukum yang dilakukan kejaksaan, intelijen keamanan Polri, dan intelijen oleh lembaga negara lainnya. Semua itu mewarnai BIN, karena BIN harus mengkoordinir semua itu," papar dia.
Sementara itu, mengenai masukan pendahulunya, Sutiyoso bahwa BIN harus menambah personel, Budi Gunawan mengatakan ada banyak cara untuk menyiasati kurangnya personil, salah satunya dengan melebarkan akses informasi dan jaringan.
Baca Juga: Bursa Calon Kapolri Memanas, Bamsoet Jagokan Budi Gunawan
"Tentu ada beberapa strategi, tentu semua harus mempunyai jaringan yang ditingkatkan. Jaringan maupun akses ya, sambil nanti menunggu penambahan personel," tukas Budi Gunawan.
Keberadaan dua jenderal dari kepolisian sendiri dianggap wajar. Budi Gunawan berada di luar institusi Polri, sehingga hal tersebut tak menjadi masalah. Bukan pertama kalinya pangkat bintang empat disandang oleh dua orang.
Hal ini juga pernah terjadi pada saat kepemimpinan Sutarman sebagai Kapolri. Begitu turun jadi jabatan Kapolri dan digantikan Badrodin Haiti, pangkat bintang empat Sutarman masih aktif selama delapan bulan sebelum akhirnya pensiun, begitu pula saat kepemimpinan Dai Bachtiar.(okz/dio)
Baca Juga: Adik Megawati Soekarnoputri Desak Jokowi Pecat BG dari Kepolisian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News