SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Suasana kebersamaan dan kebahagiaan di perayaan Idul Fitri 1442 Hijriyah dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan menyempatkan diri mengunjungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jatim yang tengah menjalani masa karantina di Asrama Haji Surabaya, Kamis (13/5) sore.
Kedatangan Gubernur yang akrab disapa Khofifah itu, sontak disambut penuh sukacita para PMI. Secara khusus, Gubernur Khofifah membawakan makanan khas lebaran di antaranya ketupat sayur dan lepet, juga kurma. Nuansa hangat serta haru begitu terlihat di wajah para pekerja migran yang baru saja tiba dari berbagai negara.
Baca Juga: Khofifah Didoakan Lanjut sebagai Gubernur Dua Periode oleh Pendekar Pagar Nusa se-Jatim
"Hari ini, tepat 1 Syawal 1442 Hijriah. Lebaran ini adalah momen untuk berbagi kebahagiaan dan kebersamaan. Alhamdulillah saya bisa merayakan Idul Fitri dengan teman-teman PMI yang pastinya merindukan rumah dan keluarga, tapi tetap menaati peraturan untuk karantina setelah hasil swab negatif mereka akan dijemput kabupaten/kota asal mereka," terang gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Para pekerja migran yang tengah menunggu hasil swab itu memang masih belum bisa bertemu dengan keluarganya. Oleh sebab itu, melalui silaturrahim dengan menu ketupat sayur dan lepet serta kurma ini diharapkan bisa mengobati rasa rindu kampung terhadap halaman mereka.
"Kita ingin berbagi rasa, berbagi suka meskipun mereka sudah sangat rindu ketemu keluarganya. Paling tidak ada suasana serasa di rumah," jelasnya.
Baca Juga: Silaturrahim Keluarga Besar PSHW Se-Mataraman, Khofifah-Emil Siap Kembangkan Potensi Pemuda
Tak hanya bersama para PMI, kebersamaan dan kebahagiaan di lebaran kali ini juga dinikmati Gubernur Khofifah bersama para relawan Covid-19, Satpol PP, petugas serta perawat di area Asrama Haji Surabaya. Semuanya merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Secara khusus saya pesan ketupat lebaran, sudah lepet, dan kurma memang untuk kita semua yang ada di Asrama haji, baik PMI maupun semua relawan dan petugas yang sama-sama melaksanakan tugas di sini. Mari kita merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah bersama. Mohon maaf lahir dan batin," ujar Khofifah.
Baca Juga: Kunjungi Kawasan Usaha Batik Khas Sidoarjo, Khofifah Ulas Kekayaan Budaya
Sebelum menikmati ketupat sayur dan lepet bersama-sama, Gubernur Khofifah menyempatkan diri untuk meninjau lokasi asrama haji dan dapur umum yang didirikan di Asrama Haji Surabaya. Gubernur Khofifah pun menyempatkan diri berdialog dengan beberapa PMI.
Mantan Menteri Sosial RI itu menanyakan kondisi dan asal mereka. Tak lupa, pengalaman merantau menjadi pekerja migran juga ia tanyakan.
Selain ingin berbagi kebahagiaan dan kebersamaan, kehadiran Gubernur Jatim bertemu para PMI di Asrama Haji Surabaya juga ingin memastikan keamanan mereka sebelum kembali ke daerah asal.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
"Jadi ada tiga lapis. Saat datang di sini, di-swab, jika hasilnya negatif dapat dijemput daerahnya dan pulang untuk dilanjutkan karantina lokal. Kalau positif dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura. Saat ini tercatat 76 yang positif," ujar Khofifah.
Dirinya menjelaskan, PMI yang habis masa kontraknya tidak boleh dibiarkan overstay. Karena, urusan kepulangan dan pengkarantinaan telah menjadi tugas Pemprov Jatim. Maka dari itu, dirinya pun memastikan bahwa PMI yang hasil swab-nya telah terbukti negatif dapat langsung dijemput oleh daerah di mana mereka berasal.
"Bukan hanya dari luar negeri, yang datang dari kota lain dari luar Jatim pun harus melakukan karantina. Ini untuk memastikan agar kita bisa melindungi orang yang kita cintai di keluarga kita masing-masing," ungkapnya.
Baca Juga: Meski Elektabilitas Unggul, Khofifah Tetap Blusukan ke Pasar Wadung Asri
"Pengkarantinaan ini merupakan usaha untuk memastikan bahwa para pekerja migran dan keluarga mereka tetap aman dan terjaga dari penyebaran Covid-19," imbuh Gubernur Khofifah.
Tak sampai disitu, PMI yang telah dinyatakan negatif akan dikordinasikan dengan Pemprov dan pemda masing-masing serta dilengkapi surat keterangan negatif Covid-19 dan surat jalan untuk kembali ke daerahnya masing-masing.
Baca Juga: Aliansi Transportasi se-Jatim Siap Tebalkan Kemenangan Khofifah-Emil
Setiba di daerah mereka, PMI akan dikarantina di centra-shelter selama 3 hari. Setelah itu, PMI akan menjalani swab kedua, diikuti dengan PPKM Mikro selama 14 hari. Ini berlaku baik bagi PMI asal Jatim maupun provinsi luar Jatim.
"Karantina berlapis harus dilakukan agar semua senantiasa terlindungi dan dipastikan sehat, baik keluarga yang ada di kampung, pun PMI sendiri," terangnya.
Sementara itu, sejak dimulainya karantina 28 April 2021 lalu, hingga Kamis (13/5) tecatat 76 PMI yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari total 8.188 PMI yang telah tiba di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, hingga hari ini, terdapat 359 PMI yang masih menjalani masa karantina aktif. Kedatangan PMI diperkirakan akan berlangsung hingga Juli 2021. (tim)
Baca Juga: Di Rakerda Partai Demokrat Jatim, Khofifah Minta Setiap TPS Wajib Ada Saksi untuk Amankan Suara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News