KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Lingkungan Ngadisimo Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kota, Kota Kediri dihebohkan dengan kabar adanya telur palsu yang dijual di pasaran, Minggu (16/5). Bahkan, kabar ini sampai viral di medsos.
Menyikapi hal ini, Lembaga Perlindungan Konsumen Kediri langsung bertindak dengan mendatangi tempat di mana ada temuan dugaan telur palsu di Lingkungan Ngadisimo tersebut.
Baca Juga: Usai Mediasi Antara Warga Satak Kediri dan LMDH Budi Daya, Hak Garap Lahan Perhutani Dibagi Rata
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lembaga Perlindungan Konsumen Kediri Disperindag Provinsi Jatim, Lucky Kristian, menjelaskan bahwa timnya melakukan asistensi ke rumah Linda warga Lingkungan Ngadisimo Kelurahan Ngadirejo, pemilik telur ayam ras yang diduga palsu itu.
"Hasilnya, secara kasat mata telur tersebut sebenarnya asli, tapi diduga penjual tidak memberi keterangan yang jelas pada konsumen soal masa penyimpanan atau penggunaan terbaik telur," ujarnya, Minggu (16/5) sore.
Lucky mengatakan, berdasar keterangan Linda, dia membeli telur tersebut sekitar satu minggu sebelumnya di Pasar Banjaran, Kota Kediri. Telur kemudian disimpan di dalam kulkas.
Baca Juga: Pimpinan Gereja Ortodok Rusia, Apresiasi Pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri
"Kesimpulan sementara yang didapat tim, telur yang diduga palsu itu merupakan telur infertil (gagal menetas). Telur ini kondisinya rusak dan tidak layak dikonsumsi masyarakat," kata Lucky.
Linda memang mengaku mendapatkan telur tersebut dengan harga relatif lebih murah dibandingkan umumnya.
"Rencananya, UPT Perlindungan Konsumen Kediri akan melakukan pelacakan terhadap penjual atau pelaku usaha yang dimaksud di Pasar Banjaran. Tujuannya, untuk memberi edukasi dan pembinaan agar pelaku usaha sadar bahwa konsumen memiliki hak yang diatur dalam UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen," terang Lucky.
Baca Juga: Ini Hasil Pertemuan Warga yang Tuntut Garap Lahan Perhutani dengan LMDH Budi Daya Satak Kediri
"Untuk memastikan kondisi telur yang diduga palsu, UPT Perlindungan Konsumen Kediri juga akan berkoordinasi dengan Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM) Kediri untuk melakukan uji laboratorium," tutupnya.
Sementara itu, Mukti, salah satu pedagang telur di Pasar Banjaran memastikan telur yang dijualnya adalah telur asli dan bukan telur infertil. Karena itu, ia meminta warga menunjukkan pedagang yang diduga menjual telur infertil tersebut.
"Kalau memang membelinya di Pasar Banjaran, ya diminta menunjukkan di mana tempatnya. Yang jelas saya tidak menjual telur infertil itu," tegas Mukti saat ditemui BANGSAONLINE.com di kiosnya, Senin (17/5).
Baca Juga: Yayat Cadarajat Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang Baru
Mukti mengungkapkan, ada dua jenis telur ayam yang dijualnya, yaitu telur krem dan coklat. Untuk telur berwarna krem harga jualnya saat ini adalah Rp. 17,5 ribu/kg. Sedangkan telur warna coklat Rp. 21 ribu/kg.
"Telur krem itu hasil dari ayam petelor yang umurnya sudah tua dan telur biasanya besar. Sedangkan telur warna coklat adalah hasil ternak ayam petelur yang umurnya masih muda dan telur bisanya agak kecil," ujar Mukti. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News