Anak Gagal Sekolah, Seorang Ibu di Jombang Gelar Demo di Kantor PT AJB Bumiputera

Anak Gagal Sekolah, Seorang Ibu di Jombang Gelar Demo di Kantor PT AJB Bumiputera Fitria Cahyarani saat demo di depan Kantor PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Cabang Jombang. (foto: AAN AMRULLOH/ BANGSAONLINE)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Seorang ibu nekat menggelar aksi demo tunggal di depan Kantor Cabang PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Kabupaten Jombang lantaran anaknya gagal sekolah, Senin (24/5/2021) pagi.

Diketahui, seorang ibu tersebut bernama Fitria Cahyarani (40), Warga Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Dirinya terpaksa melakukan aksi ini karena 4 orang anaknya gagal sekolah akibat klaim asuransi tak bisa dicairkan perusahaan sejak tahun 2018 silam.

Dengan membawa sejumlah poster berisi tuntutan, ibu empat anak ini meminta Perusahaan AJB Bumiputera segera mencairkan klaim asuransi yang dia ajukan sejak tahun 2018 lalu. Bahkan, karena dilakukan sendirian, ibu ini sempat nekat duduk di pintu masuk kantor, sambil membawa sejumlah berkas miliknya.

"Tuntutan saya simpel, bayarkan uangku, itu hakku. Ada dua yang tidak cair sampai sekarang, yakni beasiswa berencana untuk anakku yang seharusnya saya terima 1 Juni 2018 senilai 70 juta rupiah dan Dwi Gunaprima atas nama suamiku yang seharusnya cair 1 juni 2020 sebesar 50 juta rupiah," ujar Fitria.

"Itu duit saya tabung ke Bumiputera sejak 17 tahun lalu, per tiga bulan sekali saya bayar satu juta rupiah, dan satunya sebesar 600 ribu rupiah selama 15 tahun," imbuh ibu 4 anak tersebut.

Disebutkan Fitria, dari dua asuransi yang dia miliki, saat ini seluruhnya tidak bisa diproses meski klaim sudah dia ajukan sejak tahun 2017 lalu. Parahnya, saat dia meminta penjelasan ke pihak Bumiputera, dia hanya diberi nomor antrean tanpa diberi informasi lebih lanjut terkait persoalan yang dia alami.

"Kami tidak tahu alasannya apa tidak bisa cair. Kalau dahulu pencairan selalu bisa dilakukan pada 14 hari kerja. Ini saya sudah menunggu sejak dua tahun lalu dan saat itu hanya diberi nomor antrean oleh mereka. Polis beasiswa nomor antrean saya 137, polis Dwi Gunaprima nomor antrean saya 11260, padahal nomor antrean ini sama sekali tidak bergerak," terangnya.

Sejak klaim asuransi tersebut tidak cair, lanjut Fitria, seluruh rencana biaya pendidikan untuk empat anaknya menjadi berantakan. Salah satu anaknya, saat ini harus bekerja menjadi kuli angkut serabutan di kawasan Kecamatan Tembelang akibat tidak bisa melanjutkan kuliah.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO