SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA mengaku rasa nasionalisme dan patriotismenya tersinggung karena Indonesia sudah 76 tahun merdeka tapi belum bisa memproduksi vaksin sendiri.
“Kita sedih sekali. Padahal di Indonesia banyak sekali orang pintar, peneliti berkualitas, dan mereka sudah banyak menghasilkan temuan ilmiah. Tapi hingga sekarang kita belum bisa menghasilkan vaksin sendiri. Semua impor. Bukan hanya vaksin Covid-19 tapi juga yang lain,” tegas Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (13/8/2021).
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Pernyataan Kiai Asep itu disampaikan kepada BANGSAONLINE.com untuk mempertegas taushiahnya dalam acara salat malam rutin yang digelar tiap Kamis malam Jumat di kediaman Ning Imah, salah seorang putrinya, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto Utara Surabaya. Tadi malam (12/8/2021) acara salat malam dan istighatsah serta doa bersama untuk bangsa itu diikuti 10 orang kiai dengan protokol kesehatan ketat, namun juga digelar secara virtual lewat streaming IKHAC TV.
“Karena itu jangan salahkan jika banyak tokoh dan kiai-kiai pesantren enggan divaksin karena menunggu vaksin produksi sendiri. Kita harus maklumi mereka karena para kiai pesantren yang berada pada barisan terdepan dalam perang kemerdekaan melawan penjajah,” tegas Kiai Asep.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. foto: BANGSAONLINE.com)
Kiai Asep lalu membandingkan dengan negara-negara lain yang belum maju. Misalnya Afrika yang telah memproduksi 3 vaksin secara mandiri. “Orang akhirnya berpikir ini ada apa. Apa ada kepentingan bisnis sehingga semua impor. Kalau hanya jadi makelar kan apa sih yang didapat. Berarti mereka pengkhianat bangsa. Menjajah bangsanya sendiri lewat impor negara lain,” kata Kiai Asep yang dalam Pilpres mendirikan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) untuk mendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin dengan dana pribadi.
Lagi-lagi Kiai Asep minta, jangan salahkan jika masih banyak orang enggan divaksin. Termasuk beberapa anggota DPR RI. “Karena ini masalah nasonalisme dan patriotisme. Jadi jangan salahkan mereka. Karena mereka punya rasa nasionalisme dan patriotisme yang kuat,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto yang memiliki 12 ribu santri itu.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Kiai Asep juga heran dengan vaksin nusantara dan merah putih yang hingga sekarang belum jelas nasibnya. “Masalahnya kan sudah diproses. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Banyak sekali orang yang menunggu vaksin nusantara dan merah putih kerena ini mewakili nasionalisme dan patriotisme kita,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Kiai yang banyak sedekah itu mengingatkan bahwa usia Republik Indonesia sekarang sudah 76 tahun. “Tapi apa artinya kita merdeka kalau vaksin saja tak bisa memproduksi sendiri,” katanya sembari minta agar pemerintah - termasuk BPPOM - segera mengupayakan vaksin merah putih dan nusantara segera terwujud.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Ia minta para pengendali PPKM dan penanganan Covid-19 tidak menghambat kreativitas anak bangsa hanya demi kepentingan makelaran rendahan yang akhirnya merugikan bangsa Indonesia.
Kiai miliarder tapi dermawan itu juga mengaku tersinggung dengan sikap politik kerajaan Arab Saudi tentang kebijakan umrah dan haji. Menurut dia, kerajaan Arab Saudi telah merendahkan bangsa Indonesia karena mengharuskan warga Indonesia yang akan umrah karantina dan isolasi di negara ketiga terlebih dulu sebelum masuk tanah suci.
“Ini penghinaan bagi kita karena menganggap negara kita kotor. Kenapa tidak diisolasi di Arab Saudi saja tapi tempatnya disinfektan,” katanya.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
“Sepanjang kebijakan Arab Saudi seperti itu saya tidak akan umrah dan tidak akan naik haji,” kata Kiai Asep yang sebelum pandemi Covid-19 naik haji tiap tahun dan tiap beberapa bulan sekali selalu umrah bersama keluarga dan para kiai serta koleganya. (mma)
VIDEO TERKAIT:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News