Respons Situasi Pandemi, Gresik Movie Rilis Film ​"Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan"

Respons Situasi Pandemi, Gresik Movie Rilis Film ​"Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan" Cuplikan adegan dalam film "Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan". (foto: dok.gresikmovie)

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Gresik Movie merilis film berjudul Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan sebagai respons atas melonjaknya kasus Covid-19 beberapa waktu lalu.  Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan bisa ditonton mulai hari ini (16/8/2021) di Channel YouTube Gresik Movie.

"Saya menyadari bahwa menangani pandemi bukan tugas pemerintah sendiri. Harus ada kerja sama di semua lini hidup bermasyarakat, bahkan pada lingkup terkecil, yakni keluarga," ungkap Ananda Shandy, Sutradara  Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan, Senin (16/8/2021). 

Shandy menambahkan bahwa yang paling tersorot adalah nasib para tenaga medis atau tenaga kesehatan (nakes), berjuang memerangi Covid-19 dan ikut dikarantina berbulan-bulan. "Akibat dari situasi ini mereka (nakes) harus terpisah dan mengurangi pertemuan dalam keluarga," ujarnya.

Kisah-kisah lain pun bermunculan, seperti rumah sakit over kapasitas, korban-korban berjatuhan, tenaga medis kelelahan dan kesedihannya serta kewalahan dalam memberikan pertolongan kepada orang terdekatnya.

Sementara itu, Produser Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan, Danang Ari menuturkan bahwa peristiwa tentang seorang ibu hamil di Gresik yang harus membawa ranjang/kasur sendiri ke rumah sakit beberapa waktu lalu, menjadi salah satu faktor lahirnya gagasan utama film ini.

"Kami melihat ini sebagai sebuah pesan, bahwa kita harus saling menjabat siapa pun yang membutuhkan. Sesuai kapasitas masing-masing kita. Sebab, hidup dan mati sudah menjadi wilayah wewenang Tuhan," tutur Danang Ari, Produser  Terkadang Kita Hanya Butuh Pelukan.

Perlu diketahui, film Gresik Movie kali ini menceritakan seorang sopir ambulans yang mengalami kekalutan, ia mengelilingi jalanan Gresik bersama seseorang di sampingnya. Sambil terus menelepon kawan-kawannya di beberapa rumah sakit (tanpa disebutkan nama rumah sakit) untuk meminta pertolongan agar bisa membantu istrinya.

Sayangnya, kawan-kawannya tidak mampu berbuat banyak. Sopir itu merasa bahwa ia sudah menolong banyak orang, tetapi tidak mampu menolong istrinya sendiri. Telepon dari ibunya, yang kemudian membuatnya sadar, bahwa hidup harus ikhlas. Mati dan hidup adalah urusan Tuhan.

"Semoga film ini bisa memberi impresi atau sekadar renungan. Tapi, terlepas dari apa pun hasilnya, kami akan terus membuat film untuk Gresik," tutup Danang Ari. (*/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO