SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) kembali urun rembug terkait kebijakan yang dilakukan Pemkab Sidoarjo. Kali ini, politikus Partai Gerindra ini berbicara soal perbaikan jalan rusak di Kota Delta.
Kata BHS, jika ruas jalan itu tidak berada di wilayah air atau rentan banjir atau tanahnya bergerak, sebaiknya pembenahan maupun pembangunan jalan di Sidoarjo, tetap menggunakan aspal.
Baca Juga: Pilkada Sidoarajo, BHS Masuk Tim Pemenangan Subandi-Mimik, Adam Rusydi Jadi Ketua Tim
Hal itu, kata BHS, jalan kabupaten yang panjangnya sekitar 1001 kilometer dan yang rusak sekitar 130 kilometer, sebagian besar rusak tidak karena banjir.
"Namun sebagian besar rusak akibat dari pematusan atau gorong-gorong yang belum dikerjakan atau jalan tersebut memang tidak ada gorong-gorongnya," cetus BHS saat meninjau proyek betonisasi ruas jalan Desa Sawocangkring-Desa Becirongengor, Wonoayu, Selasa (24/8/2021).
Karena itu, BHS pun berharap Pemkab Sidoarjo membenahi semua jalan yang tidak memiliki gorong-gorong. "Dan saya kok yakin, sebagian besar tidak perlu dibeton. Karena jalan kabupaten kebanyakan bebannya tidak terlalu berat," tandas mantan anggota DPR RI 2014-2019.
Baca Juga: Upacara HUT ke-79 RI Bersama Masyarakat, BHS Gelorakan Semangat Nasionalisme
Ditambahkan BHS, pembangunan jalan perlu dilakukan suatu analisa yang tepat sehingga pada saat pembangunan dilaksanakan, tidak menguras biaya terlalu besar atau terlalu mahal. "Jadi efektif, efisien dan juga cepat," katanya.
BHS lalu menyebutkan kelebihan jalan aspal dibandingkan dengan jalan cor atau beton. Katanya, jalan aspal tidak cepat merusak ban mobil. "Rigit Pavement (Perkerasan Kaku) (jalan beton) seperti ini kaku, keras, bisa cepat merusak ban dengan cepat," tandasnya.
Menurut BHS, pembangunan jalan beton harus dilakukan dengan pertimbangan matang. Ia menyarankan agar pembetonan dilakukan pada wilayah yang memang benar-benar kebanjiran dan tidak bisa diatasi, atau tanahnya bergerak.
Baca Juga: Idul Adha 1445 H, BHS Bagikan Ribuan Paket Daging Kurban
"Saya pikir harga pembetonan dan pengaspalan, ya satu banding tiga. Satu kilometer bisa dapat pengaspalan tiga kilometer. Karena Sidoarjo masih banyak yang perlu dibenahi dengan anggaran terbatas, maka seyogyanya sebagian besar adalah pengaspalan," beber alumni ITS Surabaya ini.
Soal betonisasi Jalan Beciro, BHS menyatakan sudah bagus karena ruas jalan ini banyak dilewati kendaraan berat. Namun BHS merasa prihatin dengan pengerjaan jalan beton tersebut.
Sebab menggunakan hampir 90 persen tenaga kerja dari luar Sidoarjo. Hal itu karena memang proyek betonisasi ini, tendernya dimenangkan perusahaan asal Tuban.
Baca Juga: MSI Simulasikan Pasangan Kandidat Pilkada Sidoarjo 2024, ini Elektabilitasnya
"Lha ini terus yang di Sidoarjo, banyak pengangguran akibat banyak UMKM mati karena PPKM kemarin. Terus apa manfaatnya untuk kepentingan Sidoarjo. Karena itu saya berharap saat lelang, ada persyaratan menggunakan sebagian besar tenaga kerja Sidoarjo," harap BHS.
BHS juga menyoroti para pekerja yang tidak dilengkapi sertifikasi keahlian. Padahal, dia sudah berulangkali menyampaikan ke Kementerian PU, bahwa pengerjaan jalan, baik aspal maupun beton, setidaknya, sebagian pekerja harus punya sertifikat kompetensi. "Karena ini penting sekali agar mutu pekerjaan menjadi lebih baik," pungkas BHS.
Pelaksana betonisasi Jalan Beciro, Parkan menyatakan, pembangunan jalan beton ini ditarget rampung pada November 2021. Jalan yang dibeton sepanjang 1,7 kilometer dengan lebar 6 meter.
Baca Juga: Sempat Diberitakan Dirusak, Begini Kata Kapolresta Sidoarjo Soal Baliho Ucapan Selamat Idul Fitri
Untuk anggarannya, Parkan menyebut senilai Rp 8,6 miliar. "Optimis selesai. Ini sudah berjalan 20 persen," ungkap pekerja dari pihak kontraktor PT Sugih Waras Jaya ini. (sta/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News