KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri melalui dinas perumahan dan permukiman yang berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) di lima titik.
“Program TPS3R ini kita jalankan lagi, karena sempat tertunda lantaran refocusing Covid-19,” kata Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, Selasa (28/9).
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Biaya program tersebut diserap dari beberapa alokasi anggaran yakni APBD, APBN, serta dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang berada di sejumlah desa, yakni Wonorejo, Tales, Jongbiru, Badas, dan Pelem. Pembangunan di lima desa itu sudah mencapai 50 persen.
Dhito memaparkan, kelompok swadaya masyarakat (KSM) tingkat desa telah dibimbing dan dibekali soal cara mengolah sampah di wilayah masing-masing sebelum dibangunnya TPS3R.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menuturkan bahwa pembekalan cara mengolah sampah sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga ketika TPS3R itu nanti berdiri atau rampung dibangun, mereka siap melakukan pengolahan sampah.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Nantinya, Pemkab Kediri juga akan memfasilitasi pengangkutan sampah residu di tingkat desa untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) dari TPS3R yang tengah dibangun. “Untuk residu sampah akan kita bawa ke TPA dan diolah lagi di sana,” ucap Putut.
Melalui program ini, pemerintah desa (pemdes) tidak hanya mengatasi persoalan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, namun juga menghasilkan sejumlah produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah di tingkat desa.
Putut mencontohkan, Pemdes Desa Wonorejo, Kecamatan Ngadiluwih, yang menyiapkan budi daya maggot dan pengolahan pakan ternak berbahan dasar bonggol jagung persis di sebelah TPS3R. Dengan demikian, sampah-sampah organik yang telah dipilah dan diolah dari TPS3R akan dapat dimanfaatkan untuk pakan maggot.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
"Kemudian, sampah bonggol jagung akan dialihkan ke tempat pengolahan pakan ternak yang telah tersedia," ujar Putut.
Perangkat Desa Wonorejo, Imam Baehaki, mengatakan bahwa TPS3R merupakan jawaban dari permasalahan sampah di desanya. Menurutnya, TPS3R di desanya juga merupakan akan dikembangkan menjadi tempat wisata.
“Kita ingin membuat kolam-kolam lele yang makanannya bisa dari maggot yang kita budi daya serta pusat budi daya maggot itu sendiri. Selain ikan lele, kita juga buat kolam-kolam ikan koi,” kata Imam.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Ia berharap, penduduk yang awalnya enggan memilah sampah akan berbondong-bondong ke tempat ini (TPS3R), komoditi khas daerah pun bakal terwujud. Menurut Imam, penduduk sekitar Wonorejo akan dapat menikmati pemandangan dari sampah yang telah diolah.
“Semoga dengan limbah yang diolah dengan berbagai macam output tersebut akan menjadikan komoditi yang bermanfaat bagi warga Wonorejo,” ucap Imam. (adv/kominfo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News