SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gerakan Wanita Indonesia Sedar (Gerwis) berdiri pada 1950. Tapi pada 1954 Gerwis berubah menjadi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Organisasi sayap wanita Partai Komunis Indonesia (PKI) ini dipimpin Suharti Sumudiwirjo alis Umi Sardjono.
Gerwani yang punya anggota 1,5 juta wanita itu disebut-sebut sebagai salah satu faktor penyokong kemenangan PKI di Indonesia. PKI sempat menjadi partai terbesar keempat di Indonesia.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
Yang menarik, Gerwani sangat anti poligami. Gerwani sangat keras menyuarakan sikap anti poligami. Saking kerasnya, bahkan para aktivis Gerwani kerap melabrak para suami yang berpoligami di desa-desa.
Tapi Gerwani tak berkutik ketika tokoh pujaannya, Soekarno, berpoligami. Para aktivis Gerwis atau Gerwani bungkam saat Soekarno menikahi Hartini sebagai istri keempat pada 1953. Hartini dinikahi Seokarno ketika presiden RI pertama ini masih menjadi suami Fatmawati. Bung Karno tak mengabulkan Fatmawati minta cerai. Namun – dengan berat hati – Bung Karno tak melarang Fatmawati meninggalkan Istana Negara bersama anak-anaknya.
Ketua Umum Gerwani, Umi Sardjono, mengakui bahwa Gerwani tak bersuara lantang menentang poligami Soekarno. Kepada Ruth Indiah Rahayu, Ketua Divisi Pendidikan IndoProgres Institute for Social Research and Education, organisasi kajian sejarah, yang menemui secara periodik selama 2002-2008, Umi Sardjono diam meski tak suka kepada tindakan Soekarno.
Baca Juga: Kaesang Turun ke Blitar, Menangkan Paslon Kepala Daerah yang Diusung PSI
(Bung Karno dan Fatmawati. Foto: Instagram)
Bahkan pada tahun 1956 Umi Sardjono justru membela Soekarno. Pembelaan kepada Soekarno secara publik dimuat dalam surat kabar Harian Rakjat edisi 4 Januari 1956. Koran yang berafiliasi dengan PKI itu memuat pernyataan Umi Sardjono ketika mengomentari poligami Soekarno. Menurut Umi Sardjono, pernikahan Bung Karno dengan Hartini merupakan urusan pribadi. Umi Sardjono bahkan menyesalkan sikap berbagai pihak yang mendorong perceraian Fatmawati dengan Soekarno.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Bung Karno, Risma-Gus Hans Cicipi Nasi Pecel Khas Blitar
“Sesuai dengan pendirian Gerwani, perkawinan harus bebas dan demokratis,” kata Umi Sardjono.
(Soekarno bersama istri yang nomor 5, Ratna Sari Dewi. Wanita asal Jepang itu dikenal sangat cantik. foto: Instagram)
Baca Juga: Interupsi Sambutan Bupati Kediri, Mahasiswa ini Justru Diberi Handphone
Menurut Ruth, seperti dikutip Tempo, Umi Sardjono tahu betul bahwa Gerwani ikut disalahkan karena mereka diam ketika Soekarno berpoligami. Apalagi saat itu banyak organisasi wanita berdemonstrasi terhadap Soekarno, termasuk Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari). Ketika itu Perwari getol mendukung Fatmawati dan mendorongnya meninggalkan Istana Negara.
Soekarno memang dikenal sebagai presiden yang banyak memiliki istri. Bung Karno yang menjadi presiden RI sejak 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967 itu bahkan dikenal sebagai presiden pertama yang berpoligami secara terbuka.
Ia menikah dengan 9 wanita, meski tak sekaligus. Yaitu Oetari Tjokroaminoto, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Haryati, Kartini Manoppo, Yurike Sanger dan Heldy Djafar. (mma)
Baca Juga: Sejarawan Nasional Roso Daras Kunjungi Rumah Masa Kecil Presiden Soekarno di Kediri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News