KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan pedagang kaki lima (PKL) dari kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) menggeruduk Pendopo Panjalu Jayati, Kamis (14/10). Massa aksi ingin bertemu dengan bupati untuk menyampaikan aspirasinya, yakni ingin berjualan lagi di kawasan SLG.
Sebelum ke pendopo, para pedagang yang didampingi aktivis dari Bimasakti dan IPK Kediri juga mendatangi Kantor Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Kediri. Membawa pesan sama, mereka ingin kembali berjualan di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Di sana, mereka berorasi silih berganti, sebelum kemudian diajak masuk ke dalam gedung DPRD Kabupaten Kediri untuk menggelar audiensi. Namun, audiensi bersama wakil raykat itu tidak ditemukan titik temu.
Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri menegaskan belum bisa mengabulkan permintaan PKL. Setelah itu, massa aksi keluar dan kembali ke tempat demonstrasi untuk melanjutkan orasi dan membakar gerobak tempat berjualan yang disiapkan.
Usai dari Kantor Pemkab Kediri, mereka mendatangi Pendopo Panjalu Jayati yang berjarak sekitar lima kilometer. Sayangnya, massa aksi juga tidak bisa menemui Bupati Kediri, pintu gerbang ditutup dan dijaga ketat oleh Satpol PP Kabupaten Kediri yang dibantu oleh Polres Kediri Kota.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Menanggapi hal itu, para PKL kembali membakar gerobak di depan Pendopo Panjalu Jayati. Insiden saling dorong dan caci maki antara PKL dan Satpol PP Kabupaten Kediri sempat terjadi, ketika petugas akan memadamkan jilatan si jago merah.
Beruntung insiden tidak membesar, karena petugas kepolisian dari Polres Kediri Kota berhasil melerai kedua kubu. Akhirnya, petugas Satpol PP diminta mundur untuk digantikan petugas kepolisian yang berada di garda terdepan, berhadapan langsung dengan massa aksi.
Meski terus mendesak untuk bisa bertemu langsung dengan Bupati Kediri, petugas tetap tidak mengizinkan karena belum ada permintaan dari pihak terkait. Karena upaya untuk bertemu Hanindhito Himawan Pramana selaku Bupati Kediri gagal, massa aksi meninggalkan lokasi dan bersumpah akan menempati minimarket di kawasan SLG
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
Salah satu Korlap Aksi, Tomi Ari Wibowo, mengatakan bahwa di masa pandemi ini kehidupan keluarga PKL semakin sulit, karena tidak bisa berjualan. Bahkan, banyak yang terpaksa menjual barang-barang di rumah agar bisa menyambung hidup.
"Bahkan utang kami semakin menumpuk. Kami hanya ingin mandiri dan berusaha sendiri dengan cara berjualan di sekitar SLG. Selama ini, akses jalan di SLG kadang ditutup dan kami sering dilarang jualan sama petugas berseragam dari Pemkab Kediri," ujarnya.
Menurut dia, para PKL seringkali merasa iri dengan adanya minimarket di kawasan SLG yang bisa leluasa berjualan dari pagi sampai malam. Ia menuturkan, barang yang dijual di sana tak jauh beda dengan barang yang diperdagangkan oleh PKL.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Sebenarnya kami tidak keberatan, tapi tolong kami juga diperbolehkan untuk berjualan seperti mereka (minimarket)," tuturnya.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, saat memberi keterangan kepada wartawan. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE
Menanggapi aksi PKL di kawasan SLG, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, angkat bicara. Menurutnya, membuka kembali sentra PKL kawasan SLG bukan perkara mudah.
Baca Juga: Pemkab Kediri Komitmen Tingkatkan Akurasi Tata Kelola Data
"Ini bukan persoalan hanya sekadar membuka dan menutup. Kalau kita buka, lalu timbul kerumunan risikonya adalah kita bubarkan. (Karena) itu sudah menjadi peraturan pemerintah pusat," ujarnya.
Namun, pihaknya berjanji akan menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terutama Satgas Covid-19 Kabupaten Kediri. Menurut dia, sistem buka-tutup bakal diberlakukan.
"Jadi mungkin kalau di dalam sudah full atau di dalam dirasa kapasitas sudah 25 sampai 50 persen, kita akan tutup jalannya. Akan kita mulai untuk uji coba dibuka secepatnya," tuturnya.
Baca Juga: Per Hari, Pemkab Kediri Salurkan 15 Ribu Liter Air Bersih ke Desa Sepawon Plosoklaten
Sementara itu, Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi, yang menemui para PKL di depan Indomaret SLG, mengabarkan bahwa uji coba pembukaan kawasan SLG akan dimulai tanggal 22 Oktober 2021. Penerapan protokol kesehatan yang ketat bakal diterapkan dalam uji coba tersebut.
Namun, kabar tersebut tidak serta merta bisa diterima oleh massa aksi. Mereka tetap menuntut untuk bisa berjualan saat ini juga. Jika tidak boleh, massa meminta minimaret yang berada di kawasan SLG juga ditutup. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News