77,4 Persen Terjadi Bullying di Sekolah, Yayasan Plato Terus Gaungkan Program Roots

77,4 Persen Terjadi Bullying di Sekolah, Yayasan Plato Terus Gaungkan Program Roots Direktur Plato Foundation Dita Amalia, dalam workshop penguatan peran media dalam mendukung program Roots Indonesia wilayah Jawa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perundungan atau bullying merupakan isu global yang menjadi masalah penting di Indonesia.

Yayasan Plato yang merupakan kepanjangan dari emPowering and Learning trough Assistance, Training, Organizing atau Pemberdayaan dan Pembelajaran melalui Pendampingan yang bergerak dalam bidang pengembangan diri dan pemberdayaan masyarakat memaparkan hasil poling agen perubahan remaja yang ada di sekolah, sebesar 77,4 persen terjadi di sekolah.

Baca Juga: Cegah Bullying, Polisi Edukasi Pelajar SDN Janti Tulangan Sidoarjo

Angka tersebut diambil dari 6 provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Yogyakarta.

"Ternyata dampaknya 89,8 persen mereka mengalami kesedihan yang mendalam, depresi, dan menyendiri," kata Direktur Plato Foundation Dita Amalia, dalam workshop penguatan peran media dalam mendukung program Roots Indonesia wilayah Jawa, belum lama ini.

Yang paling banyak, lanjutnya, 33 persen dalam bentuk cyber bullying melalui medsos. Dan 31 persen bullying verbal.

Baca Juga: Kecam Viralnya Bully di Salah Satu SMP Negeri, Anggota DPRD Tuban Sarankan Konseling Behavioral

"Dan kami menemukan, sebesar 67 persen sebagai korban adalah perempuan dan 66 persen pelakunya laki-laki," terang dia.

Dia menyebut, faktor terjadinya bullying yang paling banyak yakni kurangnya pemahaman terkait bullying karena dianggap biasa.

Dia mencontohkan, ada anak sekolah melapor ke gurunya dianggap biasa. Bukan sesuatu yang serius. Harusnya segera ditangani dan direspons cepat.

Baca Juga: MPLS di SLB ACD Pertiwi Kota Mojokerto Lakukan Sosialisasi Cega Bullying

Ada pun yang dilakukan Plato yakni program Roots dengan dukungan UNICEF.

Sebagai informasi, Roots merupakan program pencegahan atau bullying berbasis sekolah yang telah dikembangkan oleh UNICEF bersama Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak.

"Kami mendukung program pemerintah. Plato tidak mampu berjalan sendiri makanya menggandeng stakeholder, dan media untuk bersama menghentikan bullying," ujarnya.

Baca Juga: SMPN 5 Kota Mojokerto Deklarasikan Gerakan Tolak Perundungan 'Roots Day'

Untuk sanksi, Plato lebih mendorong ke pencegahan dan penanganan. Hukumannya lebih melakukan disiplin positif.

Program Roots sendiri sudah berjalan sejak Juli 2021. Menyasar SMP, SMA, dan SMK.

"Sudah ada 700 lebih agen perubahan untuk bersama mencegah bullying. Jumlah fasilitator sekitar 214 di 6 provinsi di Indonesia. Harapan untuk pemerintah, program ini harus dilanjutkan secara masif," pungkasnya. (mid/ian)

Baca Juga: Khofifah Ajak Seluruh Elemen Kenali dan Cegah Perundungan dari Lingkungan Terkecil Sekalipun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO