BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Sejumlah korban yang selamat maupun hilang merupakan warga Tuban, yakni dari Desa Maibit dan Desa Sidorejo, Kecamatan Rengel. Mereka awalnya hendak kondangan atau mantenan di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Sehingga mereka menyeberangi Sungai Bengawan Solo dengan menumpang perahu penyeberangan.
"Ya mereka sebagian rombongan mantenan dari Desa Maibit, baik yang selamat maupun yang masih dalam proses pencarian. Awalnya yang bapak-bapak sudah melintas terlebih dahulu dengan perahu satunya beserta sepeda motornya, yang ibu-ibu menunggu giliran perahu lagi. Namun saat ibu-ibu naik perahu, pas di tengah bengawan (Sungai Bengawan Solo) perahunya tenggelam," kata salah satu warga, Wahyudi.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
Data sementara dari 18 penumpang yang terindentifikasi petugas gabungan adalah 11 orang warga Tuban. Dari 11 ini 8 selamat dan 3 orang masih proses pencarian. Selain itu juga ada dua orang warga Rembang Jawa Tengah yang merupakan pekerja proyek pembangunanJjembatan Kanor - Rengel (Ka-Re), satu selamat dan satu korban masih hilang.
Sedangkan lima korban warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro yang selamat sebanyak dua orang, yakni driver dan balita usia empat tahun. Sementara tiga korban lainnya masih dalam proses pencarian.
Perahu penyeberangan yang karam itu setiap hari menyeberangkan penumpang dari bibir Sungai Bengawan Solo Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro menuju Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, begitu sebaliknya. Setiap hari ratusan orang naik perahu yang terbuat dari besi dengan mesin diesel menyeberangi Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Namun, nahas, pada Rabu pagi sekira pukul 09:25 WIB, perahu tersebut tenggelam saat mengantar sekira 23 orang penumpang dan sejumlah sepeda motor yang hendak ke arah Desa Semambung. Awalnya perahu tersebut oleng, kemudian karam di tengah sungai.
Dugaan sementara, badan perahu dihantam derasnya arus air sungai yang sedang banjir sehingga terguling.
"Biasanya perahu mudik terlebih dahulu saat air deras. Tadi kabarnya perahu langsung melaju lurus ke titik tambangan Desa Semambung, sehingga dihantam air karena kondisinya banjir," ujar Kardi, salah satu saudara korban yang belum ditemukan.
Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta
Derasnya arus dipengaruhi penyempitan sungai akibat adanya proyek pembangunan Jembatan Ka-Re (Kanor - Rengel) yang berada di dekat dengan lokasi kejadian. Air tampak mengalir deras membawa sampah serta enceng gondok. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News