Wahyu Obama Tutup Usia, Ada Kenangan Manis di Korea

Wahyu Obama Tutup Usia, Ada  Kenangan Manis di Korea Bersama Wahyu Obama (kanan) di salah satu kawasan di Busan, Korea Selatan.

SURABAYA (BangsaOnline) - Saya tak kenal dekat dengan Wahyu. Hanya dua kali bertemu dalam perjalanan presstour. Pertama ke Bali, menyaksikan proyek mangrove center. Kedua, ke Korea Selatan. Memenuhi undangan Walikota Busan. Tapi justeru dengan dua kali dalam kebersamaan itu saya merasa tidak asing lagi dengan Obama. Begitu saya lebih akrab memanggilnya.

DAN, ketika di jalanan Busan, dia tidak menolak begitu saya ajak foto bersama di depan hotel Ibis. "Senyum, pak Dur," selorohnya juga dengan senyum pula. Saya ikut senang karena masih ada sisi lain yang saya dapat di Korsel. Bertemu dan bersendau gurau dengan Wahyu Obama.

Saya benar-benar tak melihat raut muka kesusahan, misalnya karena dirinya diserang penyakit tertentu. Sekali lagi, yang saya lihat dan saksikan adalah gurauan, gojlokan, dan tawa riang. Di hotel, di jalan, juga di pasar-pasar tradisional di sana.

Hampir dua tahun persistiwa itu berlalu. Sepekan lalu saya mendapat kabar dari Maulana, wartawan HARIAN BANGSA, bahwa Wahyu drop alias sakit parah. Saya sudah menjadwal rencana berkunjung ke RS tempat Wahyu dirawat.

Sayangnya, rencana itu tidak kesampaian. Selasa pagi, baru saya nyampai rumah di Waru, usai ziarah ke makam leluhur di Dressemo, saya mendapatkan kabar dari Nisa Alseena, bahwa Wahyu Obama Nugrono sudah meninggal di usia 41 tahun. Innaalillah.

Saya pun berkemas, ke rumah Wahyu di Ngagel. Alhamdulillah, jenasah belum diberangkatkan karena masih ada sambutan dari Bu Risma, wali kota Surabaya. Wanita yang dicalonkan lagi oleh PDIP maju lagi itu menyampaikan kesan-kesannya terhadap Wahyu Mercury FM itu.

Begitu sambutan selesai, jenazah pun diberangkatkan, tidak dengan kereta umumnya di perkotaan. Tapi diusung dengan keranda berkaki empat. Secara bergantian para pelayat memanggul keranda itu hingga lokasi pemakaman, diiringi lafal dzikir. La ilaaha ilallah...La ilaaha ilallah..La ilaaha ilallah..Muhammadurrasulullah.

Begitu suara massa yang berjubel mengantar kepergian Wahyu menghadap ke hadirat-Nya. Selain handai tolan, warga sekitar, juga para wartawan di lingkungan Humas Pemkot Surabaya. Tak terkecuali, para senior seperti Arief Affandi, anggota dewan M Mahmud, Ketua DPRD Surabaya Armuji, Kepala Humas, M Fikser.

Seusai dikebumikan, dibacakan talqin oleh petugas Modin setempat. Saya agak aneh, Usai membacakan taklqin, doa untuk Wahyu diakhiri. Beberapa pelayat pun beranjak meninggalkan lokasi makam. Ada yang saya rasa masih kurang. Saya berdiri agak lama, di dekat makam. "Kalau begitu saya tahlil sendirian aja," begitu kata saya dalam hati.

Rangkaian tahlil saya baca sendiri, beberapa pelayat kemudian mendekat untuk melakukan hal yang sama. Saat hendak mengakhiri tahlil dengan doa. Beberapa pelayat yang bergerombol di jalan tengah makam juga kembali ke makam Wahyu. Alhamdulillah, mereka turut mendoakan Wahyu Obama Nugroho agar diberikan maghfirah-Nya dan diterima segala amal baiknya. Amin.

Dari Korsel bersama Wahyu Obama, naskah perjalanan prestour tidak dilombakan. Hanya dimuat sebagai laporan. Sementara bersama Wahyu Obama dan rombongan 40-an Wartawan Pokja Pemkot Surabaya ke Bali menyaksikan proyek Mangrove Center, laporan perjalanannya dilombakan. Tulisan saya nyantok sebagai Juara II. Terima kasih Wahyu Obama. Selamat jalan, sahabatku. (abdurrahman ubaidah)

Sumber: Harian Bangsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO