PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Warga Desa Satak, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, khususnya yang tinggal di pinggir Sungai Kedunglarangan mulai was-was. Pasalnya sebagian tanggul daerah aliran sungai (DAS) Kedunglarangan mengalami kerusakan lantaran tidak kuat diterjang banjir.
Meski kerusakan tanggul setinggi 5-6 meter itu tidak terlalu parah, namun tetap memerlukan penanganan kedaruratan oleh dinas terkait. Sebab, tidak menutup kemungkinan tanggul tersebut bisa jebol, mengingat intensitas hujan belakangan cukup tinggi.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
"Saat hujan deras air dari hulu cukup lebat, air sungai meluap hingga ke bibir tanggul," jelas Sumidi (52), salah satu warga setempat kepada BANGSAONLINE.com.
Ia mengungkapkan, bahwa pihak desa bersama warga pernah melakukan perbaikan dengan memasang sesek bambu dan menguruk tanggul agar air tidak sampai masuk ke persawahan warga saat sungai meluap.
"Kalau bisa tanggul sepanjang 20 meter segera diperbaiki lantaran sudah sangat mengkhawatirkan," tambahnya.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Dulbari, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pasuruan saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com mengaku sudah mendapat laporan dari Desa Satak terkait kerusakan tanggul DAS Kedunglarangan.
"Kita bersama dengan tim BPBD sudah turun ke sana dan segera melaporkan kepada pimpinan untuk dilakukan antisipasi," jelasnya.
Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas
Untuk diketahui, Sungai Kedunglarangan di Kecamatan Bangil sejatinya merupakan wewenang BBWS Brantas, meski letaknya berada di Kabupaten Pasuruan. Karena itu, penanganannya harus berkoordinasi dengan pihat terkait. (bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News