KPU Jatim Ajak Pemilih Segmen Disabilitas di Bojonegoro untuk Berpartisipasi dalam Pemilu 2024

KPU Jatim Ajak Pemilih Segmen Disabilitas di Bojonegoro untuk Berpartisipasi dalam Pemilu 2024 Sejumlah pemilih dari segmen disabilitas di Bojonegoro saat mengikuti sosialisasi dan pendidikan pemilih yang digelar KPU Jatim.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Jatim menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih di , Kamis (27/10/2022). Saat itu, penyelenggara pesta demokrasi ini mengajak 50 pemilih dari segmen untuk berpartisipasi dalam .

Peran serta mereka dianggap sangat penting, karena menurut Divisi Sosialisasi; Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Jatim, Gogot Cahyo Baskoro, para difabel memiliki hak yang sama sebagai pemilih.

“Hak akses yang aksesibel, memberikan suara yang rahasia, menjadi peserta dan penyelenggara Pemilu, serta mendapatkan informasi kepemiluan dan demokrasi,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com.

Menurut dia, pemilih dari segmen memiliki kepentingan dalam Pemilu, seperti menyampaikan hak pilih, aksesibel, tidak sekedar menjadi objek, tanpa diskriminatif, dan sebagainya.

Ia menyebut, partisipasi pemilih dari segmen pada Pemilu 2019 di Jawa Timur masih rendah, sehingga pihaknya memberikan sosialisasi dan pendidikan terkait hal tersebut. Kontribusi untuk pemilihan presiden dan wakil presiden sebesar 39 persen, anggota DPR sebesar 36 persen, anggota DPD sebesar 36 persen, dan anggota DPRD Provinsi sebesar 37 persen. 

“Apalagi memiliki hak yang sama sebagai warga negara, memiliki hak untuk paham tentang berbagai hal yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan baik. Lalu memiliki keterbatasan aktivitas yang secara tidak langsung berdampak pada kesadaran politik, dukungan keluarga terhadap keterlibatan dalam pemilu masih relatif kurang, dan keterlibatan dalam pemilu memotivasi pemilih lain,” paparnya.

"Semoga setelah dilakukan kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih pada segmen ini pertama, pemilih dari yang tidak tahu menjadi tahu. Kedua, ada perubahan sikap, dari antipati menjadi setuju dengan pemilu. Ketiga, ada perubahan perilaku, dari yang tidak mau menggunakan hak pilih menjadi mau menggunakan hak pilihnya," imbuhnya.

Sementara itu, narasumber dari Bawaslu , Mochammad Alfianto, menyampaikan bentuk partisipasi pemilih, yang di antaranya melakukan pendidikan pemilih.

“Selanjutnya, melakukan sosialisasi tata cara tahapan, pemantauan, melaporkan dugaan pelanggaran, menjadi peserta kampanye, mendaftarkan diri sebagai pemilih, dan mengajak untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih,” kata Alfianto.

Ia mengungkapkan, bentuk partisipasi lainnya yaitu dengan memberikan suara pada hari pemungutan suara, berperan dalam pemberitaan pemilu, berpartisipasi dalam lembaga survei dan penghitungan cepat.

Kemudian, Mustofirin selaku Divisi Sosdiklih; Parmas dan SDM yang menjadi narasumber kedua memberi materi terkait yang aksesibel bagi kaum difabel. Usai pemaparan semua materi, acara dilanjutkan dengan tanya jawab interaktif bersama peserta. 

Acara ini juga dihadiri Kepala Bagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu; Partisipasi dan Hubungan Masyarakat, Popong Anjarseno; Kasubag Partisipasi dan Hubungan Masyarakat Parmas, Prahastiwi, dan seluruh staf subbagian Parmas, serta seluruh Komisioner . (mdr/mar)

Lihat juga video 'Persiapan ke Piala Dunia, Timnas Disabilitas Sepak Bola Latihan di Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO