Usai Disorot DPRD, Kadispendik Gresik Hentikan Kerja Sama dengan LSM Mutiara Rindang

Usai Disorot DPRD, Kadispendik Gresik Hentikan Kerja Sama dengan LSM Mutiara Rindang Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Muhammad, dan Kepala Dispendik Gresik, S. Hariyanto.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik akhirnya memutuskan menghentikan kerja sama pengembangan perpustakaan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mutiara Rindang.

Penghentian ini dilakukan setelah surat rekomendasi yang dikeluarkan Dispendik kepada untuk meminta bantuan corporate social responsibility (CSR) perusahaan menimbulkan polemik dan disorot oleh Komisi IV .

"Kerena menimbulkan polemik dan progres kerja sama kurang mendapatkan respons dari perusahaan di sekitar sekolah, ya kami putuskan dihentikan," ucap Kepala S. Hariyanto kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (16/7/2024).

Disampaikannya, kerja sama sekolah dengan sebenarnya tujuannya baik. Yaitu, pengembangan program perpustakaan sekolah ramah anak (Peran).

"Jadi, tujuan kami baik, untuk melakukan pengembangan program perpustakaan sekolah ramah anak, karena rapor pendidikan kami untuk literasi masih rendah, masih merah," ungkapnya.

Kondisi ini, kata Hariyanto, membuat menawarkan solusi dan ingin membantu sekolah-sekolah yang literasinya rendah, karena tidak ditunjang infrastruktur memadai.

"LSM ini justru membantu kami, membantu mencarikan CSR ke perusahaan untuk membantu sekolah yang tidak punya ruang dan perpustakaan yang layak," terangnya.

Menurutnya, menjadi salah satu mitra dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membantu sekolah yang literasinya masih rendah.

"Makanya Kemendikbud bekerja sama dengan untuk melakukan intervensi agar sekolah-sekolah yang literasimya rendah bisa lebih baik," tandasnya.

Karena keterbatasan anggaran yang Dispendik miliki, maka membantu pelaksanaan program tersebut dengan melakukan pendampingan sekolah untuk masuk ke perusahaan guna memanfaatkan dana CSR untuk pembangunan perpustakaan.

"Saya kira ini tidak masalah. Sebab, banyak juga perusahaan yang langsung memberikan CSR kepada lembaga. Tidak harus melalui Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bappeda)," terangnya.

Namun, karena sudah menjadi polemik di masyarakat, pihaknya memutuskan menghentikan kerja sama program pengembangan perpustakaan sekolah tersebut. 

"Karena menimbulkan polemik, kami minta untuk menghentikan dulu programnya," kata Hariyanto.

Ia menambahkan, meskipun program tersebut sudah berjalan sejak Januari lalu, namun pelaksanaannya juga menemui banyak hambatan.

"Dari laporan LSM sudah jalan di lima sekolah dan satu perusahaan. Tapi juga belum maksimal. Jadi sementara dihentikan dulu," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV Mohammad mengatakan pihaknya sudah memanggil Kepala , S. Hariyanto, terkait pro kontra surat tersebut.

"Sudah kami panggil Senin 15 Juli kemarin untuk menjelaskan kerjasama dengan tersebut," katanya.

Menurutnya, program yang dibawa untuk membantu pengembangan perpustakaan tidak jadi soal. Apalagi, LSM ini infonya juga ada kerja sama dengan Kemendikbud.

Namun, tambah Mohammad, komisinya mempertanyakan surat yang dikeluarkan Dispendik. Sebab, tidak ada landasannya.

"Seharusnya ada dasar mengeluarkannya. Misalnya ada edaran dari kementerian atau seperti apa. Makanya, kami minta dihentikan dulu. Dispendik harus mengkaji apakah sudah benar atau belum kegiatan tersebut," terangnya. (hud/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO