Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

Sedangkan nilai outstanding piutang Perusahaan Pembiayaan posisi Juli 2024, lanjut Ismirani lagi, mencapai Rp6,68 triliun atau tumbuh sebesar 10,86 persen (yoy), diikuti dengan penurunan jumlah pembiayaan bermasalah dan rasio Non Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 4,84 persen pada Juli 2023, menjadi sebesar 4,07 persen.

"Nilai outstanding piutang Perusahaan Modal Ventura posisi Juli 2024 mencapai Rp273,84 miliar atau mengalami penurunan sebesar 16,26 persen (yoy), ini disebabkan adanya ketidakpastian kondisi ekonomi sehingga investor lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan," ujarnya

"Peningkatan piutang Perusahaan Modal Ventura diiringi dengan penurunan rasio Non Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 13,99 persen pada Juli 2023, menjadi sebesar 13,78 persen," imbuhnya.

Pada sektor asuransi, masih menurut Ismirani, pendapatan premi sektor asuransi jiwa di wilayah kerja Kediri selama Maret 2024 sebesar Rp223,78 miliar atau mengalami penurunan sebesar 6,93 persen (yoy). Pada periode yang sama, pendapatan premi untuk asuransi umum mencapai Rp80,89 miliar atau menurun 9,74 persen (yoy).

Kemudian, lanjutnya lagi, total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja Kediri mengalami peningkatan pada posisi April 2024 sebesar 1,13 persen (yoy) atau mencapai Rp116,94 miliar. Namun di sisi lain, pembiayaan LKM tercatat mengalami penurunan sebesar 5,32 persen (yoy) menjadi sebesar Rp78,25 miliar yang disebabkan adanya percepatan pembayaran angsuran pinjaman.

"Sampai dengan Juli 2024, terdapat 13 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor Kediri, yang terdiri dari 8 LKM Konvensional dan 4 LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro)," imbuh Ismi.

Dijelaskan olehnya, sebagai upaya pelindungan konsumen, Kediri menyediakan Layanan Konsumen berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan.

"Sampai dengan Agustus 2024,  Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 957 layanan yang meliputi 518 surat pengaduan, 370 permintaan konsultasi dan informasi melalui walk in, serta 69 melalui telepon," ujarnya.

Tiga besar topik pengaduan yang disampaikan, menurut Ismirani, antara lain perihal restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (246 pengaduan), data SLIK (184 pengaduan), dan Penolakan Pelunasan Kredit/Pembiayaan Dipercepat (127 pengaduan). 

Berdasarkan klasifikasi industri, sebagian besar pengaduan yang diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (62,59 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (19,12 persen). Sampai dengan Agustus 2024, Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK sebanyak 5.881 layanan.

"Sementara itu untuk mendukung peningkatan literasi keuangan di wilayah kerja Kediri, selama bulan Agustus 2024 telah dilaksanakan beberapa kegiatan terkait dengan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang melibatkan TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) dan stakeholder," pungkasnya. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO