Tak Dapat Izin, Muktamar HTI di Jombang Batal, Ansor akan Laporkan Kapolres Surabaya

Tak Dapat Izin, Muktamar HTI di Jombang Batal, Ansor akan Laporkan Kapolres Surabaya Polisi periksa ketua panitia acara Muktamar Tokoh Umat HTI Jember. foto: ilustrasi/detikcom

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Kegiatan Muktamar Tokoh Umat 1437 Hijriyah yang sedianya diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di delapan kota/kabupaten di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jombang, Minggu (1/5), batal digelar.

Muktamar di Jombang rencananya digelar di Graha Pabrik Gula Djombang Baru, Jalan Panglima Sudirman Nomor 1, Jombang. Namun, karena panitia tidak mendapatkan izin dari kepolisian, manajemen Pabrik Gula Djombang Baru membatalkan perjanjian sewa tempat.

Melalui surat yang ditandatangani General Manager Pabrik Gula Djombang Baru Arif Efendi, manajemen membatalkan perjanjian sewa tempat dan bersedia mengembalikan uang yang sudah dibayar panitia.

Dalam penjelasannya, manajemen Pabrik Gula Djombang Baru terpaksa membatalkan sewa karena panitia penyelenggara muktamar tersebut hingga kemarin tidak bisa menunjukkan surat izin dari kepolisian.

Kepala Kepolisian Resor Jombang Ajun Komisaris Besar Sudjarwoko belum bisa dikonfirmasi soal kegiatan Hizbut Tahrir yang tak mendapatkan izin dari kepolisian tersebut. "Maaf, Bapak sedang ada acara dengan forum komunikasi pimpinan daerah," kata ajudan Sudjarwoko dikutip dari Tempo.

Selain tidak mendapatkan izin dari kepolisian, kegiatan HTI tersebut ditolak elemen masyarakat Jombang, khususnya Nahdlatul Ulama dan organisasi kemasyarakatan lain yang mendukung keberagaman.

"Kami menolak karena Hizbut Tahrir mengusung konsep khilafah yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Ketua Gerakan Pemuda Ansor Cabang Jombang Zulfikar Dawam Ikhwanto.

Hal yang sama dikatakan koordinator Jaringan Santri Jombang, Aan Anshori. "Masyarakat Jombang tidak butuh pepesan kosong khilafah yang menjadi produk Hizbut Tahrir. Kami sudah hidup tentram dengan Islam Nusantara yang sesuai dengan sendi kehidupan kami," tuturnya.

Sementara di Surabaya, Kegiatan Muktamar Tokoh Umat yang diselenggarakan HTI di SIBEC Convention Hall Lantai TR ITC Mega Grosir, Surabaya, dipercepat. Menurut peserta muktamar tersebut, Sifa, semula acara digelar pukul 07.00-11.30 WIB. Namun panitia menutup acara pukul 09.00. "Acaranya sudah selesai," kata Sifa.

Peserta lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan, Muktamar Tokoh Umat sempat dibuka oleh pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Beberapa ustad Hizbut Tahrir juga sempat berceramah di mimbar. "Kalau biasanya ada tanya-jawab, ini ditiadakan," ucapnya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Timur Fajar Kurniawan membantah muktamar dibubarkan organisasi kemasyarakatan tertentu. Menurut dia, muktamar tetap berlangsung, tapi dipersingkat.

"Kami hanya mempersilakan teman-teman Hizbut Tahrir yang telanjur hadir untuk masuk ruangan. Kami beri pengertian mengapa muktamar ini dipercepat, kemudian mereka dipersilakan pulang," ujarnya.

Kepala Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Besar Lilik Hariati menuturkan polisi memang menyarankan Muktamar Tokoh Umat diselesaikan lebih cepat. Menurut dia, muktamar itu berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban. "Ada sejumlah ormas yang menuntut muktamar itu dibubarkan. Jadi kami sarankan untuk diakhiri lebih cepat, agar kondisi tetap aman," katanya.

Selain karena muktamar ditolak beberapa ormas, unjuk rasa buruh memperingati May Day menjadi pertimbangan polisi menyarankan muktamar diakhiri lebih cepat. Sebab, sebagian personel kepolisian dikonsentrasikan untuk menjaga keamanan demo buruh. "Pasukan kami sebagian besar difokuskan ke demo buruh, jadi kami sarankan selesai lebih cepat, biar kami juga bisa lebih fokus," ucapnya.

Sebelumnya, Gerakan Pemuda Ansor menggelar apel siaga menolak Muktamar Tokoh Umat HTI di delapan kota/kabupaten di Jawa Timur. GP Ansor menilai Hizbut Tahrir bertindak makar karena mengusung konsep khilafah islamiyah dalam propagandanya.

"Kami minta polisi menganulir acara itu karena akan menyebarkan ajaran Khilafah Islamiyah,” kata Munasir Huda, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Kediri.

Di depan ratusan anggota Ansor dan Banser, Huda menyerukan penolakan terhadap seluruh aktivitas HTI yang mengarah pada upaya melawan ideologi Pancasila. Dia menuding organisasi itu sengaja menyebarkan ajaran Khilafah Islamiyah yang ditafsirkan sebagai upaya membentuk Negara Islam di Indonesia. “Ini sudah gerakan makar,” katanya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas turut angkat bicara soal perhelatan Muktamar Tokoh Umat yang diadakan oleh HTI di Surabaya.

"Jangan menunggu Instruksi saya tapi langsung dilaksanakan kalau ada organisasi yang akan merusak NKRI di Indonesia ini, seperti khilafah itu," jelasnya.

Dalam paparannya pria yang akrab disapa Gus Tutut itu memberikan pernyataan tegas kepada ratusan kader GP Ansor dan Banser bahwa Ansor berada di garda terdepan dalam melawan siapapun yang menentang Pancasila dan NKRI.

"Yang penting, kita harus koordinasi dan komunikasi kepada petugas yang berwajib. Jangan bertindak sendiri. Negara kita ada aturan mainnya," lanjutnya.

Selain itu, Gus Tutut dengan tegas akan melaporkan Kapolres Surabaya yang telah memberi izin keamanan kepada kelompok yang jelas-jelas merongrong NKRI dan akan mendirikan khilafah.

"Sekembali saya dari sini, saya akan meminta Kapolri untuk mencopot Kapolres Surabaya atau dimutasi ke Papua sana," pungkas Gus Tutut.(nuo/tic/mer/lan)

Lihat juga video 'Khilafah Proyek Politik Inggris? Ini Alasan Hizbut Tahrir Bolehkan Cium Cewek Bukan Muhrim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO