Dosen Pembimbing Sulit Ditemui Mahasiswa, Inilah Pesan Penting Hadratussyaikh | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dosen Pembimbing Sulit Ditemui Mahasiswa, Inilah Pesan Penting Hadratussyaikh

Editor: M MAS'UD ADNAN
Minggu, 03 Maret 2024 10:38 WIB

Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.

Bahkan, menurut Hadratussyaikh, seorang guru atau dosen sebisa mungkin membantu siswa atau mahasiswa, jika mereka dalam kesulitan. Bukan malah dipersulit, termasuk menunda-nunda pertemuan.

Tujuannya agar siswa atau mahasiswa itu bisa fokus dan konsentrasi dalam menyerap ilmu (dalam hal ini menggarap , , atau disertasi).

Inti penting pesan Hadratussyaikh, seorang guru atau dosen jangan menjaga jarak dengan murid atau mahasiswa. Apalagi sampai sulit ditemui. Sebaliknya, tegas Hadratussyaikh, seorang guru atau dosen harus proaktif menemui murid atau mahasiswa.

“... jika ada murid kelas atau peserta kajiannya absen, tidak seperti biasanya, maka guru harus menanyakannya, bagaimana kondisinya dan siapa saja relasinya,” kata Hadratussyaikh saat membahas akhlak guru kepada murid-muridnya dalam Kitab Adabul ‘Alim wal’Muta’allim.

Bahkan, tegas Hadratussyiah, jika sang guru atau dosen tak mendapatkan kabar tentang murid atau mahasiswanya itu, sang guru atau dosen sebaiknya berkirim surat atau mendatangi rumah siswa atau mahasiswanya. Jangan malah menjauh, apalagi menunda-nunda pertemuan.

Jika dia sakit, jenguklah dia. Jika dia dalam kesusahan, ringankan penderitaannya,” tulis Hadratussyaikh.

Sekadar informasi, kitab-kitab karya Hadratussyaikh itu kini sudah banyak diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Terutama oleh para ustadz yang kemudian diterbitkan oleh Pustaka Tebuireng.Termasuk kitab Adabul ‘Alim wal’Muta’allim.

Kitab tersebut kini dihimpun bersama karya-karya Hadratussyaikh yang lain dengan judul Mahakarya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Pada era kepengasuhan KHM Yusuf Hasyim dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), sangat peduli terhadap pengembangan karya tulis. Bahkan banyak para santri yang kemudian piawai menulis. Kini mereka bisa melanjutkan dakwah literasi pada masyarakat digital yang semakin maju dan tak terbendung. 

Sekarang tradisi menulis yang sejatinya tradisi kiai-kiai NU tempo dulu itu dilanjutkan pada masa kepengasuhaan KH Abdul Hakim Mahfud (Gus Kikin).

Memang kitab-kitab karya Hadratussyaikh semakin relevan dalam kehidupan modern. Apalagi karya-karya Hadratussyaikh sangat detail dan aplikatif. (m. mas’ud adnan/bersambung)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video