​Rozi, Melukis Hadratussyaikh, Syaikh Nazim Haqqani & Hisyam Kabbani Tak Batal Wudlu | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Rozi, Melukis Hadratussyaikh, Syaikh Nazim Haqqani & Hisyam Kabbani Tak Batal Wudlu

Editor: MA
Rabu, 01 April 2020 20:57 WIB

A Fahhur Rozi, pelukis muda, alumnus Pesantren Tebuireng saat di kantor HARIAN BANGSA Jalan Gayungsari Surabaya, Rabu (1/4/2020). foto: MA/ bangsaonline.com

Rozi juga diminta melukis Syaikh Hisyam Kabbani, tokoh sufi asal Lebanon yang tinggal di Amerika Serikat (AS). Syaikh Hisyam Kabbani lulusan American University di Beirut dalam bidang kimia dan Kedokteran University of Louvain, Belgia. Ia juga meraih gelar di bidang Hukum Islam dari Universitas al-Azhar, Damaskus.

Sejak usia 15 tahun, ia menemani Syekh `Abdullah ad-Daghestani q.s. dan Syekh Nazim al-Haqqani q.s.

Kini ia berdakwah menyebarkan sufisme di AS. Ia telah membuka 13 pusat sufi di Kanada dan Amerika Serikat.

Ia juga banyak mendirikan pusat suluk atau zawiyyah (retreat centers) di AS, seperti di California (L.A, San Fransisco, San Jose, Hollywood, Beverly Hills, Los Altos, Oakland), Toronto, New York, Michigan dan Washington D.C. Ia juga banyak mengislamkan para tokoh non muslim seperti pendeta dan pastur. Kini lebih dari 100.000 non muslim di AS dan sekitarnya telah disyahadatkan oleh Syaikh Hisyam Kabbani.

Tapi kenapa para murid ulama besar tingkat dunia itu memilih Rozi untuk melukis para masyayikh? “Alasannya sangat sederhana. Karena saya alumni Tebuireng. Menurut mereka, sanad keilmuan saya jelas. Yaitu ke Mbah Hasyim. Dan Mbah Hasyim pendiri NU. Karena itu, kata mereka, saya tak diragukan lagi,” kata Rozi. Saking sregnya kepada Rozi, pesanan kepada pelukis lain dibatalkan.

Rozi sendiri mengaku tak habis pikir. “Padahal saya gak pernah berpikir kesana,” kata alumnus Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Tebuireng ini. Ia akhirnya mengakui bahwa ini adalah barakah Hadratussyaikh dan Pesantren Tebuireng.

Paham keagamaan Syaikh Hisyam Kabbani dan Syaikh Nizam Haqqani memang sejalan dengan NU. Bahkan ketika Syaikh Hisyam Kabbani mengikuti The International Conference of Islamic Scholar (ICIS) yang diprakarsasi Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi pada 2004 ia langsung tertarik NU. Ia kemudian masuk NU dan diangkat sebagai anggota kehormatan NU di AS.

Karena itu wajar jika mereka sangat sreg dengan Rozi. Meski demikian Rozi tak langsung mengiyakan. “Saya minta syarat. Saya harus dimintakan ijin dulu kepada Syaikh Nazim Haqqani dan Syaikh Hisyam Kabbani,” kata Rozi.

Seketika itu juga, tutur Rozi, mereka langsung kontak Syaikh Nazim Haqqani di Cyprus dan Syaikh Hisyam Kabbani di AS. Saat itu tahun 2012, sebelum Syaikh Nazim Haqqani wafat. Syaikh Nazim Haqqani wafat pada 2014.

Menurut Rozi, sebelum melukis mereka juga minta syarat. Apa syaratnya? “Saat melukis syaikh, kata mereka, saya harus punya wudlu dan baca salawat,” kata Rozi. “Kalau itu kan sudah biasa bagi saya. Setiap saya melukis saya selalu punya wudlu’,” tambah Rozi yang sering memberikan pengajian kitab kuning di masjid perumahan  tempat ia tinggal.

Lukisan dua tokoh sufi besar karya Rozi itu kemudian dilelang di Jakarta. Penawar dan pembelinya tentu saja para anggota atau pegiat Tarikat Naqsabandiyah dari berbagai daerah yang rata-rata fanatik. Tapi Rozi tak mau tahu laku berapa. Sebab lelang itu untuk kepentingan amal pembangunan pondok pesantren. “Saat itu saya hanya minta Rp 1 juta untuk pengganti bahan-bahan ,” katanya sembari menegaskan bahwa lelang itu tahun 2012. Delapan tahun lalu.

Namun, kata Rozi, paling banyak dipesan masyarakat adalah Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari. Ini mudah dimaklumi, Hadratussyaikh, selain populer sebagai ulama alim allamah yang reputasi keilmuannya diakui secara internasional, juga telah banyak melahirkan ulama besar yang menjadi pendiri pondok pesantren di berbagai sudut nusantara. Hadratussyaikh juga pendiri NU dan pahlawan nasional yang disebut sebagai peletak dasar kemerdekaan RI. Pengaruh besar Hadratussyaikh inilah yang membuat para ulama bersatu untuk mengusir penjajah dari bumi nusantara. Selain itu Hadratussyaikh juga pendiri Pesantren Tebuireng yang kini terus berkembang pesat. Bahkan Pesantren Tebuireng kini telah membuka 14 cabang di berbagai daerah, termasuk di luar Jawa. 

Menurut Rozi, Hadratusyaikh hasil karyanya juga pernah dilelang saat pertemuan alumni Pesantren Tebuireng pada 2019. "Saat itu laku Rp 60 juta, dibeli Haji Sobri, alumni Tebuireng  dari Jawa Barat. Uang hasil lelang disumbangkan ke Tebuireng," tutur Rozi sembari mengatakan bahwa ia hanya ambil Rp 3 juta. (MA)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video