KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menyambut baik kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag yang menurunkan biaya sertifikasi halal reguler (berbayar), khususnya bagi usaha mikro dan kecil (UMK). Jika sebelumnya pengurusan dikenai biaya antara Rp3 juta hingga Rp4 juta, kini hanya Rp650 ribu, khusus bagi UMK.
Kepala Bidang Perindustrian Disperdagin Kota Kediri, Lilin Nuryani, mengatakan bahwa penurunan ini tentunya akan berdampak sangat positif. Ia optimis UMKM akan semakin terpacu dan menggeliat, apalagi di saat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Minta PTPS Jaga Integritas dan Profesionalitas dalam Pengawasan Pilkada 2024
Menurut dia, sertifikasi halal dibutuhkan untuk menjamin produk yang dijual UMKM terjamin kehalalannya. Sehingga, pembeli juga bisa memastikan bahwa produk yang dibelinya sudah tersertifikasi halal.
"Ini tentunya bagus untuk UMKM. Tahun lalu saja hanya empat UMKM yang kami ajukan untuk sertifikasi. Dengan tarif baru, bisa jadi lebih banyak lagi," ujarnya, Rabu (19/1).
Ia menyebutkan, hingga kini surat resmi terkait dengan informasi penurunan biaya sertifikasi halal reguler (berbayar) khususnya bagi UMK itu belum datang. Namun, sosialisasi akan dilakukan lewat zoom.
Baca Juga: Antisipasi Bencana Musim Penghujan, Pj Wali Kota Kediri Tinjau Kerja Bakti di Kelurahan
"Surat resminya belum ada, namun kami diundang ikut sosialisasi lewat zoom. Kami tentunya menyambut baik ini," tuturnya.
Pemkot Kediri, lanjut Lilin, sangat mendukung perkembangan UMK. Terlebih lagi, hal itu juga sejalan dengan program dari Wali Kota Kediri yang ingin agar tahun ini bisa fokus pada pengembangan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Bahkan, rumah kurasi sudah dibangun di Kota Kediri. Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat peresmian 2021 lalu menuturkan bahwa rumah kurasi sudah lama digagas di wilayahnya dan telah berjalan tahun 2020 hingga sekarang diresmikan.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Pj Wali Kota Kediri
Abu mengungkapkan, awalnya mendorong dari UMKM yang ada di Kota Kediri untuk masuk ke marketplace. Dari evaluasi, produk yang dikurasi semakin banyak dan permintaan ekspor untuk produk UMK atau UMKM Kota Kediri sudah ada.
"Saya sepakat bahwa UMKM itu sebenarnya tidak perlu tinggi standarnya. Yang penting good looking, eye catching produk itu, rasanya masuk dan aman," ucap Abu. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News