KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri bakal menambah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berada di kecamatan untuk mendukung program pertanian di wilayahnya pada tahun ini.
Menurut Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan (PSP) Dispertabun Kabupaten Kediri, Arahayu Setyo Adi, baru ada 10 BPP dari 26 kecamatan di wilayahnya, seperti di Kecamatan Papar, Purwoasri, Plemahan, Pare, Kandangan, Ngancar, Wates, Ngadiluwih, Semen, dan Grogol.
Baca Juga: Program Pelatihan Santri yang Digagas Bupati Kediri Diapresiasi Pengasuh Ponpes
"Tahun ini rencana kita tambah dengan membangun 5 BPP yang berada di Kecamatan Kras, Plosoklaten, Kepung, Badas, dan Pagu," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Jumat (4/2).
Ia memaparkan bahwa BPP merupakan prasarana penunjang bagi penyuluh pertanian, termasuk untuk sosialisasi dan alih teknologi bidang pertanian. Di BPP terdapat lokasi untuk demplot, dem area, dan demfarm, sehingga bila ada alih teknologi pertanian langsung bisa diujicobakan.
Dengan demikian, petani di Kabupuaten Kediri bisa melihat langsung hasil penerapan teknologi dan mengadopsi untuk diterapkan di lahannya. Sehingga masing-masing BPP wajib memiliki tematik tanaman yang dikembangkan berdasarkan potensi wilayahnya.
Baca Juga: Bekali Keterampilan Santri, Pemkab Kediri Beri Pelatihan Kerja di Ponpes Al-Ishlah
"Misalnya BPP Plemahan, di sana pembibitan buah, BPP Ngadiluwih tanaman hias, BPP Pare urban farming," kata Adi.
Keberadaan BPP sangat diperlukan untuk setiap kecamatan, karena pengembangan sektor pertanian menjadi salah satu program prioritas Bupati Kediri untuk menunjang program pertanian seperti transfer teknologi pertanian kepada petani.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Plemahan, Suyitno, menyebut kegiatan yang dilakukan pihaknya yakni, pelatihan penangkaran tanaman, pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC), dan pestisida nabati (Pesnab) yang merupakan bagian dari program bupati untuk pengembangan tani organik.
Baca Juga: Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
"Bagi petani yang belum bisa menerapkan tani organik murni, kita arahkan untuk belajar ke penanaman padi sehat dengan pengurangan pupuk kimia dan pestisidanya yang Pesnab. Kebetulan BPP mengembangkan Pesnab," ucap Suitno.
Sebelumnya, petugas penyuluh pertanian melakukan pelatihan penangkaran bibit buah-buahan dengan sistem sambung pucuk kepada taruna tani (petani muda) yang daerahnya memiliki tempat wisata, Jumat (21/1). Mereka berasal dari Desa Mejono, Langenharjo, Tegowangi, dan Ringinpitu
"Diharapkan dengan pelatihan ini, anak muda itu dapat menerapkan dan mengembangkan sendiri untuk mendukung desa wisata yang ada di daerahnya," kata Suyitno. (uji/mar)
Baca Juga: Pastikan Mutu Layanan Kesehatan, Bupati Kediri Evaluasi Kinerja Petugas Puskesmas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News