SURABAYA (BANGSAONLINE.com) - Menipis sudah, peluang Tri Rismaharini untuk merajut kembali hubungannya dengan PDIP. Nama Walikota perempuan Surabaya ini tak akan dibawa ke Kongres PDIP pada 9 April 2015 di Sanur, Bali. Salah satu penyebabnya, Tri Rismaharini dianggap tidak tahu balas budi dan tidak mengakui sebagai kader PDIP.
Padahal, seperti diketahui, dalam Pilwali Surabaya lalu, peraih gelar Honoris Causa dari ITS ini mendapat tiket ekspres saat diusung partai berlambang banteng moncong putih ini. “KTA (kartu tanda anggota) saja enggak punya. Kontribusi tidak pernah ada,” kata Bendahara DPC PDIP Surabaya, Budi Leksono.
Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024
Bahkan, sejak terpilih menjadi Walikota Surabaya pada 2010, Tri Rismaharini tidak pernah mengikuti rapat bersama fraksi, pengurus, dan struktural yang menjadi tradisi partai. Kendati begitu, Budi Leksono tidak menampik jika keputusan rekomendasi sepenuhnya ada di tangan ketua umum dan DPP.
Wakil Ketua Bidang OKK DPC PDIP Surabaya, Sukadar juga mengatakan hal senada. Namun, Ketua Fraksi PDIP di DPRD Surabaya ini mengaku masih belum ada keputusan final dan kemungkinan lain.
“Yang pasti akan mengusung kader sendiri. Saya tidak mau bilang Tri Rismaharini dibawa atau tidak. Anda bisa mengartikan sendiri. Namun karena faktor lain, semua bisa saja terjadi,” cetusnya.
Baca Juga: Respons Ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri soal Sejumlah Oknum Ngaku Kader dan Dukung Deny-Mudawamah
Sebagaimana pada 2010, DPP PDIP bisa saja merekomendasikan calon di luar partai yang sebelumnya tidak diusung pengurus cabang. “Kalau rekomendasi sudah turun, ya enggak ada yang berani menentang. Kami harus menjalankan sesuai perintah pusat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News