KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengajak putrinya yang bernama Shanaya ke kandang sapi komunal di Desa Banjarjo, Kecamatan Ngadiluwih, pada Jumat (4/3/22) kemarin.
Dhito mengatakan kedatangannya bertujuan untuk monitoring program desa korporasi sapi sekaligus untuk mengenalkan sang buah hati cara beternak sapi.
Baca Juga: Tangani Permukiman Kumuh, Dhito Janji Lakukan Terobosan Baru, Gaet Pihak Swasta
“Saya memonitor (program desa korporasi sapi) dengan mengajak anak istri juga,” katanya.
Bupati berkacamata ini mengungkapkan, monitoring dilakukan karena ada beberapa titik yang kuota sapinya belum terpenuhi. Ia menargetkan seluruh titik itu bisa terpenuhi pada bulan Maret ini.
Hingga 4 Maret 2022 ini, sudah 135 ekor sapi yang diterima oleh Kelompok Tani Banjasari Desa Banjarejo. Terdiri dari 100 ekor sapi bakalan dan 35 ekor sapi impor.
Baca Juga: Nanas Kediri Kini Sudah Jadi Minuman Khas, Dhito Dorong segera Urus Izin BPOM
Dari jumlah itu, sudah 27 ekor sapi bakalan yang siap dijual. Namun, penjualan baru akan dilakukan setelah seluruh kuota sapi diberikan.
Sedianya, program pengembangan korporasi sapi ini akan diberikan kepada 5 kelompok tani di Kecamatan Ngadiluwih. Total ada 1.000 sapi yang diberikan, dengan perincian 500 sapi bakalan untuk fattening atau penggemukan dan 500 sapi impor untuk pengembangbiakan (breeding).
Sementara dalam kunjungan itu, Shanaya terlihat gembira saat mengunjungi kandang yang berisi anakan sapi. Sambil digandeng ibunya, Eriani Annisa Hanindhito, dia berinteraksi dengan memegang dan memberi makan anak sapi hasil pengembangan program korporasi sapi tersebut.
Baca Juga: Karyawan Pabrik Sebut Program Dhito Beri Manfaat Bagi Masyarakat Kecil
“Nah, itu ada yang kecil sapinya. Naya mau kasih makan sapi?,” tanya Cicha, sapaan akrab Eriani Annisa pada sang putri.
Sementara saat melewati barisan sapi bakalan yang letaknya bersebelahan dengan area anakan sapi, Shanaya justru terlihat bingung. Pasalnya, terdapat banyak corak dan postur di area sapi bakaln.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, mengatakan selain 27 ekor sapi bakalan yang siap dijual dan dipotong, juga ada 6 sapi betina yang melahirkan, dan 23 di antaranya bunting. Sedangkan sisanya masih negatif atau belum bereproduksi.
Baca Juga: Dukungan Pasangan Dhito-Dewi di Pilkada Kediri, Pemuda NU Beri Penjelasan
Menurutnya, peternakan ini akan terus berbenah untuk proses pengembangbiakan dan penggemukan. Dengan jumlah sapi yang terbilang banyak, ia meminta peternak memberikan perhatian ekstra kepada sapi-sapi tersebut.
“Harapanya, kuotanya agar segera terpenuhi sehingga untuk target penjualan atau pemotongan sapi ini bisa berjalan sesuai target, petunjuk pelaksanaan dan bisa berkembang lebih pesat tentunya,” katanya.
Tutik menegaskan, program ini tidak hanya mengembangbiakkan sapi, namun juga menghasilkan biogas dari limbah kotoran sapi.
Baca Juga: Apresiasi Kinerja Dhito-Dewi, Bamag Kabupaten Kediri Deklarasi Dukung Dua Periode
"Mereka (peternak) juga telah membuat pupuk dari limbah kotoran yang per harinya bisa mencapai 20 kilogram. Dengan cara demikian, kandang komunal ini tidak akan mencemari lingkungan dengan bau yang menyengat," tutup Tutik (kominfo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News