MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali menggelar Lailatul Ijtima’ dan pengajian Al-Hikam serta kajian Ahalussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Acara yang dihadiri sekitar 200 kiai dari seluruh Jawa Timur itu digelar di Guest House Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Kamis (17/3/2022) malam. Acara itu diawali istighotsah dan tahlil di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim.
“Setiap malam tanggal 15, bulan depan malam tanggal 15 Ramadan. Karena PBNU sudah tak mengadakan Lailatul Ijtima’, maka kita yang mengadakan, terutama Pergunu,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim saat memberikan sambutan.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengaku akan menghidupkan dan menyemarakkan lagi Lailatul Ijtima yang belakangan makin jarang digelar oleh NU.
“Kebetulan sekarang berbarengan dengan malam nisfu sya’ban, malam yang dikabulkan doa," kata Kiai Asep.
Lailtul Ijtima’ adalah warisan kultural keagamaan NU dari para kiai tempo dulu. Lailatul Ijtima’ berasal dari kebiasaan berkumpulnya para kiai NU untuk memecahkan berbagai persoalan keagamaan, sosial kemasyarakatan, termasuk keorganisasian, yang dibarengi dengan membaca salawat, dzikir dan istighatsah.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Dulu Lailatul Ijtima’ itu digelar NU, mulai tingkat ranting hingga pusat yaitu PBNU. Namun seiring dengan waktu, Lailatul Ijtima’ itu mulai jarang digelar, terutama oleh PBNU. Padahal Lailatul Ijtima’ itu tradisi khas NU. Bahkan Lailatul Ijtima’ itu bisa disebut sebagai basis kultural keagamaan NU.
“Karena itu kita adakan lagi sekaligus mengaji kitab Al Hikam. Ini memang terlambat. Seandainya kita adakan 15 tahun lalu mungkin lebih baik. Tapi gak apa-apa, tetap dan harus kita adakan,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Dalam pengajian Kitab Al-Hikam kali ini Kiai Asep banyak mengupas tentang keterkabulan doa. Merujuk kepada Al Hikam yang ia baca, Kiai Asep mengatakan bahwa doa kita dijamin dikabulkan oleh Allah SWT.
Hanya saja, kata Kiai Asep, keterkabulan doa itu sesuai ketentuan dan versi Allah, bukan versi manusia. Menurut Kiai Asep, ada tiga versi atau cara Allah SWT mengabulkan doa kita.
“Pertama, doa kita langsung dikabulkan oleh Allah,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Kedua, Allah menunda keterkabulan doa kita. “Allah tidak langsung mengabulkan, tapi menunda keterkabulan doa kita dengan pertimbangan kebaikan,” katanya.
“Ketiga, doa kita dikabulkan dengan cara tidak dikabulkan. Karena Allah mengabulkan dengan kasih sayangnya,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Kiai Asep lalu memberi contoh kasus anaknya. Ia bercerita bahwa salah satu anaknya lulus Sekolah Menengah Atas rangking no 1, sedang temannya lulus dengan rangking nomor 5.
Dua anak itu lalu mendaftar ke ITB dengan memilih studi teknik pertambangan. “Tapi anak saya yang rangking 1 tidak lulus, sedang temannya yang rangking 5 atau berapa itu lulus,” kata Kiai Asep.
Kiai Asep lalu menasehati anaknya agar tidak kecewa. “Anak saya mendaftar di Unair dan diterima di Fakultas Farmasi, “ tutur Kiai Asep. Ternyata, kata Kiai Asep, anaknya menjadi mahasiswa lulusan terbaik Unair secara nasional.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
“Umur 20 tahun sudah jadi apoteker,” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, inilah contoh doa yang dikabulkan dengan cara tidak dikabulkan. Allah SWT memberikan yang lebih baik daripada yang ia minta.
“Ini cara Allah. Karena itu kita tak boleh memaksakan diri. Kita harus introspeksi. Sehingga kita menjadi orang bijak dan tidak terjadi kekecewaan,” kata ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Kiai Asep juga mengatakan bahwa ada lima malam yang mustajabah untuk doa. Yaitu malam Hari Raya Idul Fitri, malam Idul Adha, malam pertama bulan Rajab, malam lima belas Sya'ban dan malam Jumat.
Dalam acara itu pengajian Aswaja diisi Dr Puji Abdul Hamid dari Jember. Sedang pengajian umum disampaikan KH Abdusshomad Buchori, mantan ketua MUI Jatim.
Hadir dalam acara itu para kiai, antara lain: KH Muhammad Roziqi, Ketua Baznas dan DMI Jatim, KH Dr M Sujak, Kepala Dewan Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya dan kiai lainnya. (mma)
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News