Diduga Lakukan Penipuan 'Proyek' Ratusan Juta, Pendamping Jasmas Pemprov Jatim Diadukan ke Polisi

Diduga Lakukan Penipuan Mukahar didampingi kuasa hukumnya saat mengadu ke Polres Gresik. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE.com

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Mukahar, warga , mendatangi , Senin (11/4/2022). Didampingi Kuasa Hukum Irfan Choirie dan Bayu Endra Sutrisno, ia mengadukan Moh. Salim, warga Desa Mentaras, Kecamatan Dukun, selaku pendamping Program Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmas) Pemprov Jatim.

"Moh. Salim sebagai pendamping bantuan Program Jaring Aspirasi Pemprov Jatim kami adukan atas dugaan tindak pidana penipuan Pasal 372, 378 jo to 379 huruf (a) KUHP," ucap Irfan Choirie kepada BANGSAONLINE.com.

Baca Juga: Santri di Kedamean Gresik Ditangkap Buntut Dugaan Aniaya Pengasuhnya hingga Tewas

Irfan menceritakan, kronologi dugaan penipuan tersebut berawal dari perkenalan kliennya dengan Moh. Salim selaku terlapor. "Kejadiannya, pada tanggal 20 Januari tahun 2020," ungkapnya.

Dalam pertemuan itu, Salim menawarkan jasa pengajuan bantuan sumbangan dalam bentuk proyek melalui Pemerintah Provinsi Jatim. Untuk mengajukan bantuan, Salim meminta Kepala mengajukan proposal melalui jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) wilayah Provinsi Jatim.

Satu minggu berikutnya, Salim memberikan kepastian bahwa proposal tersebut disetujui dengan nilai sumbangan Rp1.050.000.000 untuk pembangunan jalan poros desa (JPD) sepanjang 1 kilometer.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar

Minggu berikutnya, masih pada bulan Januari 2020, Salim menunjukan surat tugas dari Provinsi Jawa Timur. Isinya sebagai pendamping lapangan dengan jabatan koordinator proyek untuk Kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro.

"Setelah diskusi secara intensif, teradu (Salim) meminta fee atas proyek tersebut kepada Kepala (Dhohan) Rp200 juta. Dana tersebut lantas diserahkan kepada teradu disaksikan Mukahar atau saksi pengadu," ungkap Irfan.

Dalam kesempatan itu, Salim juga mengaku mampu mencarikan sumbangan jasmas di Provinsi Jawa Timur dalam bentuk proyek pembangunan Madarasah Ibtida’iya Darul Ullum Gedong, dengan nilai Rp300 juta.

Baca Juga: Mobil Boks Adu Banteng dengan 5 Motor di Morowudi Gresik, 2 Orang Tewas

"Untuk bantuan jasmas itu, teradu meminta uang dengan alasan PPN proyek proposal sebesar 10 persen. Jumlahnya Rp35 juta. Uang diterima oleh teradu dengan saksi Bapak Ikhwan Haji pada tanggal 20 bulan Januari 2020," bebernya.

Tak sampai di situ, Salim  juga menjanjikan jasmas untuk lembaga pendidikan MTS Miftahul Ulum Desa Bulangan. Caranya sama, harus mengajukan proposal dan memberikan fee di awal. Kali ini, proposal pembangunan diajukan sebesar Rp400.000.000.

"Teradu meminta uang dengan alasan PPN proyek proposal 10 persen. Jumlah uang yang diterima teradu Rp45 juta melalui transfer ke rekening Bank BCA atas nama Salim pada tanggal 21 Januari 2020. Yang metransfer Pak Ikhwan Haji RT 001 RW. 001. Lalu transfer kedua yang diminta oleh teradu melalui rekening BCA Salim total Rp30 juta pada tanggal 7 Juli 2020," jelasnya.

Baca Juga: Polres Gresik Tindak Puluhan Truk Besar Langgar Aturan saat Operasi Zebra Semeru 2024

Tidak hanya itu, Salaim juga menjanjikan bantuan pembangunan MI Hidayatussalam kepada Kepala Sekolah Amiri Desa Lowayu senilai Rp300 juta.

"Kali ini teradu meminta uang fee sebesar Rp30 juta untuk PPN proposal 10 persen," tuturnya.

Namun, saat pemangku lembaga-lembaga pendidikan dan kepala menanyakan perkembangan bantuan, ternyata Salim tidak bisa meralisasikan. Ia hanya berjanji bantuan dapat terealisasikan pada bulan Maret tahun 2021.

Baca Juga: Jalankan Putusan PN, Kejari Gresik Keluarkan Nur Hasim dari Rutan Banjarsari

Namun, bantuan yang dijanjikan tak juga terwujud. Salim kembali berkelit bahwa pencairan bantuan baru bisa dlakukan pada bulan April tahun 2022. Bahkan pada bulan Februari 2022, ia sempat datang ke Balai dengan membawa surat tugas pencairan dana.

"Tapi mulai bulan Februari 2022, teradu Salim tidak bisa lagi dihubungi melalui ponselnya sampai sekarang. Pengadu juga telah berulang kali datang ke rumah teradu di Desa Mentaras, tapi tidak pernah ada di tempat tinggalnya. Karena itu, kami mengadukan dugaan penipuan itu ke ," terangnya.

Irfan meminta Kapolres Gresik AKBP Muchamad Nur Azis untuk menyelidiki, memeriksa, atau memanggil pihak-pihak terkait (para korban) dan Salim yang telah melakukan dugaan penipuan.

Baca Juga: Jaga Kondusivitas Jelang Pelantikan Presiden, Polres Gresik Gelar Patroli

"Dalam aduan kami juga menyebutkan pendampingan teradu saat lakukan dugaan penipuan adalah Ardiyanto, warga Desa Suci, Kecamatan Manyar," pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak teradu Moh. Salim dan Ardiyanto belum merespons saat dikonfirmasi wartawan BANGSAONLINE.com. Saat dihubungi melalui seluler, keduanya tak menjawab. (hud/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO