JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku banyak menerima pesan singkat (SMS). Di antara pesan yang masuk terdapat ancaman.
"Banyak sekali SMS yang masuk ke saya. Bahkan ada ancaman dibunuh segala macam. Mereka tetap saudara saya," kata Imam Nahrawi di sela pembukaan Workshop Asian Games 2018 di Hotel Atlet Century Senayan di Jakarta, Selasa (21/4).
Baca Juga: Pembukaan ASEAN University Games 2024, Pj Adhy: Kehormatan Bagi Jatim Jadi Tuan Rumah
Ancaman itu masuk setelah, Menpora mengeluarkan putusan membekukan PSSI pada Jumat 17 April dengan surat surat Nomor 01307 tahun 2015. Putusan ini hampir bersamaan dengan terpilihnya La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum PSSI yang baru.
Mengenai ancaman tersebut, Imam tidak mau ambil pusing. Ia tetap ingin konsentrasi mengawal proses pembenahan PSSI. "Pribadi saya banyak disorot negatif tapi saya tidak membalas," kata pria yang juga politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Surat itu pemerintah menegaskan tidak mengakui seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PSSI termasuk hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Surabaya, Sabtu 18 April.
Baca Juga: Imam Nahrawi Bebas dari Lapas Sukamiskin, Usai Jalani 7 Tahun Penjara
Pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, termasuk kepolisian, tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan keolahragaan.
Menpora tengah merancang Tim Transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA.
"Tim Transisi dalam proses. Secepatnya akan kami umumkan. Yang jelas personel Tim Transisi bebas dari kepentingan " kata Imam Nahrawi.
Baca Juga: Pernah Dijanjikan Jadi PNS, Mantan Atlet Atletik SEA Games Asal Sampang Hanya Jadi Guru Honorer
Untuk Tim Nasional yang akan menghadapi SEA Games 2015, tetap berjalan. Pemerintah, KONI, dan KOI telah sepakat pengelolaan akan diserahkan ke Satlak Prima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News