Yang menarik, saat memberikan sambutan Kiai Asep mengungkap pengalaman pribadinya saat belajar baca kitab kuning. Menurut dia, belajar kitab kuning itu sangat mudah asal menguasai Kitab Taqrib.
Menurut dia, begitu menguasai Kita Taqrib lalu belajar Fathul Qorib.
“Cukup 15 sampai 22 halaman paham dan hafal Fathul Qorib, semua kitab bisa kita baca,” kata Kiai Asep. Menurut dia, jika 22 halaman berarti meliputi bab thaharah (suci) dan bab shalat (salat).
Menurut Kiai Asep, untuk paham dan hafal Fathul Qorib juga tak perlu waktu lama. “Cukup dua bulan,” katanya.
Bahkan, menurut Kiai Asep, tak harus belajar nahwu dan shorof. “Tapi harus belajar tashrif, nashara yanshuru nasran,” katanya.
Nah, setelah paham Taqrib dan Fathul Qorib, maka belajar nahwu dan shorof itu hanya sebagai tahqiq saja.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memberikan sambutan. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Kiai Asep mengatakan bahwa Kitab Taqrib memang punya keistimewaan luar biasa. Menurut Kiai Asep, dalam Kitab Taqrib itu ada kalimat yang mengatakan bahwa Kitab Taqrib bagi pemula sangat memudahkan.
“Memudahkan bagi pemula untuk memahami. Kitab Taqrib itu mudah sekali. Begitu juga mudah dihafalkan,” kata putra KH Abdul Chalim, pendiri NU asal Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat itu.
Kiai Asep sendiri mengaku heran terhadap keistimewaan Kitab Taqrib itu.
“Ini memang keistimewaan Kitab Taqrib,” katanya. (mma).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News