SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Anggota MPR RI Fraksi NasDem, Willy Aditya, mengajak masyarakat termasuk warga Sidoarjo mengimplementasikan 4 Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah gencarnya pemakaian gadget dan konten media sosial (medsos).
Ia mengungkapkan hal tersebut pada acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di Hotel The Sun Sidoarjo, Kamis (21/7/2022).
Baca Juga: Beraksi 2 Kali, Pelaku Curanmor Asal Kediri Dibekuk
Sosialisasi juga menghadirkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sidoarjo, Idham Kholid, sebagai narasumber. Kegiatan ini digelar dalam dua sesi, pertama diikuti sejumlah tokoh lintas agama dan kedua melibatkan para generasi muda lintas agama di Kota Delta.
Menurut Willy, di dalam lima butir Pancasila sudah mengandung pendekatan spiritual. Sehingga, Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Pancasila, NKRI maupun Bhinneka Tunggal Ika harus ada di rumah, tempat ibadah, kampus, dan di tempat-tempat lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Pastikan Rampung Total, Plt Bupati Sidoarjo Sidak Pengerjaan Betonisasi Jalan
Politikus NasDem ini menegaskan, tradisi dan kultur kebangsaan tidak boleh rusak dan dijadikan bahan memecah belah. Sebab, hal itu menjadi sebuah modal besar suatu negara.
"Artinya Way of Life dan Way Of Thinking harus didasari semua nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Karena metodologi indoktrinasi Pancasila tidak masuk dan meresap ke dalam pemikiran. Kalau semua hafal sila Pancasila, tetapi jiwanya kosong akan nilai-nilai Pancasila," paparnya.
Ia menyebut, medsos juga terkadang dijadikan senjata untuk memecah belah dan mempengaruhi pemikiran semua warga yang sekarang terpengaruh penggunaan gadget dan medsos.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
"Di medsos siapa pun bisa menulis dan mengisinya. Tapi konten medsos sekarang lebih banyak pengaruh negatif (merusak). Karena itu, kita harus siap bertarung di medsos dengan membuat metodologi konten berita yang mengajak ke pendekatan kreatif, solutif dan terbuka. Bukan menyalahkan tanpa bisa memberi solusi. Termasuk menyalah-nyalahkan kebijakan pemerintah," ungkapnya.
Willy yang juga mantan aktivis ini mencontohkan soal dasar keagamaan, banyak pesan pendek yang disebar lewat medsos. Padahal, hanya sepenggal soal cerita kitab suci agama dan itu bisa menyesatkan semua kalangan ketika diterima begitu saja oleh kaum milenial dan para pemuda.
"Kami tidak menyalahkan teknologi, tetapi meski teknologi gadget semakin canggih tetap harus menjadikan manusia sebagai panglima. Yakni memanusiakan manusia. Agar NKRI tidak terpecah belah maka Pancasila bukan dijadikan normal tetapi dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam model naratif agar semua memahami, mengerti dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," urai Ketua Panja RUU tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak ini.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Sementara itu, Ketua FKUB Sidoarjo, Idham Kholid, menegaskan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan sangatlah penting dan harus diperkuat dalam wacana dan informasi. Baginya semua kalangan harus beradaptasi dan harus terbuka agar tidak ada resistensi, semua pihak harus memiliki kesepakatan nilai membangun harmoni dan tidak membuka polarisasi.
"Nah semua nilai harmoni itu, semua ada di dalam Pancasila. Untuk menjaga NKRI harus konsolidasi kuat. Yakni konsolidasi ke tiga tingkatan. Mulai konsolidasi di tingkat bawah ke masyarakat mengakui Bhinneka Tunggal Ika, tingkat menengah menjaga konsolidasi setiap kalangan, organisasi, kelompok dan berbagai suku serta konsolidasi tingkat atas melibatkan para pembuat kebijakan mulai Legislatif, ekskutif maupun yudikatif dalam menata kenegaraan," kata Idham. (sta/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News