MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengumpulkan 50 kepala desa di Rumah Makan Den Bei Mojosari, Mojokerto, Kamis (21/7/2022) malam. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengaku dimintai tolong Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk merampungkan Vaksin Merah Putih yang kini memasuki Uji Klinik Fase ke-3.
“Bu Rosita dan Bu Nyoman, guru besar Unair, empat orang dengan dua orang lagi, perempuan semua, datang kepada saya,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai acara pertemuan dengan para kepala desa itu tadi malam.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Yang dimaksud Bu Rosita adalah Prof Dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.KK, Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD dr. Soetomo. Sedang Bu Nyoman adalah Prof dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Wakil Rektor Bidang Research, Innovation, and Community Develpoment Unair.
Kiai Asep pun langsung bergerak. Selain mengumpulkan para kepala desa, Kiai Asep juga mengirim para santrinya menjadi relawan.
“Besok (hari ini, Red) ada 15 santri Amanatul Ummah kita kirim ke Unair,” kata Kiai Asep yang memiliki sekitar 12.000 santri itu.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Menurut Kiai Asep, saat ini Vaksin Merah Putih butuh 4.000 relawan. Tapi Unair dan RSUD dr Soetomo sudah mengumpulkan 2.000 relawan. “Tinggal 2.000. Semoga 2.000 ini bisa tertutup dari Mojokerto,” kata Kiai Asep di depan para kepala desa itu.
Karena itu Kiai Asep lalu mengumpulkan para kepala desa. Ia minta kepala desa yang hadir di Rumah Makan Den Bei itu mencari relawan, minimal 10 orang di setiap desa. “Kalau lebih malah bagus. Misalnya per kepala desa 100 orang. Gak apa-apa. Nanti semua beaya saya yang nanggung. Perorang (relawan) saya kasih Rp 500 ribu untuk transport,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.
Tapi, kata Kiai Asep, jika pihak Unair juga memberi uang transport diambil saja. Kiai Asep juga menggaransi, jikan misalnya nanti relawan itu ternyata tidak memenuhi syarat juga tak masalah. Uangnya tak akan diminta lagi.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
"Misalnya setelah diperiksa ternyata tak memenuhi syarat. Uang transportnya tak akan diminta lagi," katanya sembari tersenyum.
Kiai Asep menjelaskan bahwa di Mojokerto ada 304 kepada desa. Menurut Kiai Asep, dari 304 kepala desa cukup 200 kepala desa saja yang digerakkan. “Kalau satu kepala desa bisa mendapatkan 10 relawan berarti kita sudah mendapatkan 2.000 relawan. Berarti problem nasional bisa tertutup dari Mojokerto,” kata kiai yang selalu mengenakan baju putih itu.
Kiai Asep siap menanggung beayanya. “Ya, demi Jawa Timur dan bangsa Indonesia. Karena vaksin Merah Putih ini akan mengangkat bangsa Indonesia di dunia internasional. Ini kebanggaan Jawa Timur dan nasional,” tegasnya.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: bangsaonline.com)
Kiai Asep bahkan sudah menghitung beayanya. “Kalau kita dapatkan 2.000 relawan dengan beaya perorang Rp 500 ribu kan Rp 1 miliar. Gak apa-apa saya yang beayai,” tegas Kiai Asep lagi.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Lalu bagaimana tanggapan para kepala desa? Para kepala desa itu mengakui sulit. Karena mayoritas warganya sudah vaksin. Tapi mereka optimistis. Bahkan usai pertemuan beberapa kepala desa mengaku sudah mendapatkan relawan.
“Desa Kembang Belor sudah dapat 12 relawan,” kata Muchtar Efendi, Kepala Desa Kembang Belor kepada BANGSAONLINE.com setelah ia komunikasi dengan perangkat desanya.
Endik Gundul, Kepala Desa Pandan, yang mengkoordinasi pertemuan kepala desa itu juga melaporkan. Menurut dia, ada satu desa sudah mendapat 32 relawan. “Sudah dapat 32 relawan. Makanya tadi tanya, kalau dapat lebih dari 10 relawan apa boleh. Karena saya semula mengira tiap desa hanya dibatasi 10 relawan. Kalau boleh lebih ya bisa dapat ribuan,” kata Endik Gundul kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Seorang kepala desa mengusulkan agar diadakan pertemuan lagi untuk mengkongritkan hasilnya. Kiai Asep sepakat. “Ya, Senin malam di sini (Rumah Makan Den Bei). Karena besok sampai minggu saya akan ke Batam,” kata Kiai Asep.
Sementara Anton, kepala desa Bangsal, minta semua kepala desa kompak dan bergotong royong membantu suksesnya Vaksin Merah Putih ini. “Jangan melihat organisasi. Ini untuk kepentingan negara,” kata Anton. “Karena WA yang masuk ke HP saya banyak yang salah paham,” tambahnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Rencananya, pada pertemuan Senin (25/7/2022) malam itu akan mengundang kepala desa lebih banyak lagi. “200 kepala desa gak apa-apa. Nanti saya beayai,” kata Kiai Asep.
Lalu apa saja syarat untuk bisa jadi relawan vaksin Merah Putih? Dari brosur Unair yang diterima BANGSAONLINE.com, ada 6 syarat yang dipenuhi relawan. Pertama, berusia 18 tahun ke atas. Kedua, pria atau wanita. Ketiga, belum pernah divaksin Covid-19, tidak terdaftar di sistem PeduliLindungi. Keempat, dinyatakan sehat setelah diperiksa oleh dokter saat screening. Kelima, tidak dalam keadaan hamil. Keenam, bersedia disuntuk Vaksin Covid-19, diperiksa, dipantau dan diambil darahnya untuk mengetahui keamanan dan imunogenesitasnya.
Rencananya, Vaksin Merah Putih ini akan diumumkan Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2022.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
“Ini vaksin membanggakan karena karya anak bangsa. Apalagi halal, sehingga warga Indonesia tak perlu was-was lagi,” kata Kiai Asep yang bukunya berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan semakin viral, terutama setelah dibedah Dahlan Iskan, tokoh pers dan mantan menteri BUMN, di ITB Stikom Denpasar Bali pada Minggu (17/7/2022) lalu.
Buku setebal 400 halaman lebih yang mengungkap kemiskinan Kiai Asep sewaktu remaja dan juga kisah cintanya yang pernah melamar tiga gadis tapi lamaran itu kemudian dikembalikan oleh orang tuanya karena Kiai Asep dianggap tak punya masa depan itu ditulis M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.
Kiai Asep memang sangat getol mendukung Vaksin Merah Putih sejak awal.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Kiai Asep didaulat untuk memimpin doa pada acara seremoni Uji Klinik Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022). Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu tampak sangat senang karena Vaksin Merah Putih adalah produk anak bangsa yang bisa bersaing di pelataran internasional.
Apalagi Vaksin Merah Putih telah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin Merah Putih bahkan merupakan vaksin halal pertama.
“Demi nasionalisme, saya siap membantu, apalagi vaksin merah putih ini adalah vaksin halal pertama,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai acara.
Hadir dalam acara itu Menko PMK Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak, Pangdam V/Brawiajaya TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, Rektor Unair M Nasih, Dirut RS Dr Soetomo Dr Joni Wahyuhadi, dan tokoh lain.
Sementara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan secara virtual. Ia tak bisa hadir karena secara mendadak ada rapat di Bogor. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News