JEMBER, BANGSAONLINE.com - Rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember menyampaikan bahwa sudah selayaknya mahasiswa berkontribusi bagi daerah tempatnya menimba ilmu. Hal ini ia katakan sebagai timbal balik.
Rektor Unmuh Jember Hanafi memberikan sedikit pengantarnya dalam pelepasan mahasiswa yang akan melakukan program kuliah kerja nyata (KKN) di 248 desa, di penjuru Kabupaten Jember, Sabtu (23/7/2022).
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Ia mengatakan bahwa dengan segenap kesadaran, mahasiswa yang mencari ilmu di Jember sudah selayaknya memberikan timbal balik kepada daerah, dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini juga ia singgung sebagai bagian dari bentuk rasa terima kasih kepada pemerintah daerah setempat.
"KKN adalah bentuk nyata pengabdian (kepada) masyarakat oleh mahasiswa, yaitu implementasi ilmu dari kampus. Dengan kesadaran penuh, Jember adalah tempat mahasiswa menimba ilmu, maka sudah selayaknya sebagai timbal baliknya, kontribusi pengabdian diarahkan pada membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Jember. Apalagi Pemerintah Daerah (Pemda) Jember selalu menggelontorkan beasiswa untuk mahasiswa," tuturnya.
Ia juga menyampaikan tentang pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang, mengingat dalam program KKN tersebut, dilakukan secara kolaboratif bersama 13 perguruan tinggi se Jember, dengan tema, "Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi dalam Penataan Data Kemiskinan berbasis TIK di Kabupaten Jember".
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
"Program-program pengentasan kemiskinan sudah banyak dirancang oleh pemerintah pusat ataupun daerah. Ada beberapa implementasinya adalah bantuan sosial berbasis keluarga, bantuan kesehatan bagi keluarga miskin, bantuan pendidikan bagi masyarakat miskin," ujarnya.
"Tapi perlu diingat bahwa kunci utama keberhasilan dari program tersebut, adalah tersedianya data terpadu, yaitu DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), dari tingkat pemerintah daerah, kabupaten, hingga desa. Di sinilah sering muncul masalah yang dihadapi. Termasuk di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, info selama ini," sambungnya.
Hanafi menambahkan bahwa basis data yang ia maksud, masih perlu banyak koreksi. "Basis data yang termutakhirkan, diakui atau tidak, saat ini memang masih perlu untuk ditingkatkan dan menjadi PR kita semua," imbuhnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Untuk itu, ia menyebut bahwa hal itu menjadi landasan bagi 13 perguruan tinggi yang besepakat untuk melakukan KKN secara kolaboratif, dengan sasaran desa di Kabupaten Jember.
"Berangkat dari masalah itu, sinergi KKN kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pemutakhiran DTKS di Jember. Selanjutnya kegiatan KKN ini, yang terdiri atas 13 perguruan tinggi, mampu menumbuhkan kesadaran. Dan kelembagaan di tingkat desa, mampu mengawal kesinambungan program pemutakhiran DTKS dan pengelolaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam mengeksplorasi potensi dan keunggulan desa," pungkasnya. (yud/bil/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News