Mantan Waka BIN Dirikan Pesantren di Rengasdengklok, Kiai Asep Letakkan Batu Pertama

Mantan Waka BIN Dirikan Pesantren di Rengasdengklok, Kiai Asep Letakkan Batu Pertama DARI KIRI: Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Dr KH As’ad Said Ali dan KH Syamsuddin Nur saat memotong tumpeng dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Sabilussa'adah Rengas di Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/7/2022). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

KARAWANG, BANGSAONLINE.com – Ini momen sangat historis. Dr KH As’ad Said Ali, Mantan Wakil Kepala (Waka) Badan Intelijen Negara (BIN) dua periode, mendirikan pondok pesantren di tempat sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu di Kecamatan , Kabupaten , Jawa Barat.

sangat populer dalam sejarah bangsa Indonesia. Literatur sejarah menyebutkan, sejumlah pemuda Indonesia menculik Soekarno dan Moh Hatta. Para pemuda itu adalah Soekarni, Chairul Shaleh, Wikarna, dan Aidit.

Mereka membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke . Mereka mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan RI. Peristiwa penculikan itu terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00.

Namun Bung Karno dan Bung Hatta tetap menolak. Informasi yang beredar, Bung Karno telah menerima pesan dari Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan pada 17 Agustus 1945 yang saat itu bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

Dan seperti kita saksikan, Bung Karno dan Bung Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Dus, pesantren yang didirikan Kiai As’ad Said Ali itu sangat strategis, baik dari segi geografis maupun historis.

(Prof Dr , MA saat meletakkan batu pertama pembangunan Masjid dan Pondok Pesantren Sabilussa'adah Rengas, Jumat (29/7/2022). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)

Peletakan batu pertama pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren (PP) Sabilussa’adah Rengas itu dilakukan oleh Prof Dr , MA, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur. 

populer sebagai - karena banyak menyedekahkan hartanya untuk kejayaan Islam dan Indonesia. Putra pendiri NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka Jawa Barat, yang tiap pagi mengasuh pengajian Kitab Mukhtarul Ahadits (hadits-hadits pilihan) itu meletakkan batu pertama usai salat Jumat (29/7/2022).

“Karena memang ada haditsnya, harus setelah Jumatan,” kata Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com dalam perjalanan menuju Jawa Barat.

Dalam mobil yang meluncur dari Jakarta itu didampingi Dr Eng Fadly Usman, arsitek dari Universitas Brawijaya (UB) Malang yang juga Wakil Rektor Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.

Doktor lulusan University of Mizayaki Jepang itu memang ditugasi merancang bangunan pondok pesantren Sabilussa’adah Rengas. 

Selain Fadly Usman, juga didampingi M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com. Mas’ud Adnan inilah yang menulis buku berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan yang dibedah berbagai daerah, antara lain di Palembang, Denpasar Bali, dan pada 7 Agustus mendatang di Makassar, pada 23 Agustus di Jakarta.

(Dr KH A Mujib Qulyubi (nomor 2 dari kiri), Prof Dr , MA (pegang mik) dan Dr KH As'ad Said Ali (paling kanan) saat istighatsah peletakan batu pertama Masjid dan Pondok Pesantren Sabilussa'adah Rengas, Jumat (29/7/2022). Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)

Tiba di , Kiai As’ad Said Ali sudah menunggu di bawah bangunan joglo bersama beberapa kiai. Antara lain KH A Mujib Qolyubi, mantan Wakil Katib Syuriah PBNU.

Acara peletakan batu pertama itu dilakukan di tengah sawah. Di atas tanah yang akan dibangun masjid.

Acara sakral itu diawali istighatsah yang dipimpin . Cuaca yang terik panas tiba-tiba berawan. Ditingkahi semilir angin. Cuaca pun terasa dingin. Semua yang hadir merasa nyaman, meski di tengah sawah.

Usai istighatsah, dipersilakan meletakkan batu pertama. Disusul Kiai As’ad Said Ali dan Kiai Mujib Qulyubi serta para kiai lain.

Acara peletakan batu pertama itu juga ditandai tumpengan. Ada tiga tumpeng di bawah tenda itu. Secara bersamaan , Kiai As’ad, dan Kiai Syamsuddin Nur dari Lempuing Oki Sumatra Selatan, memotong tumpeng berwarna kuning itu.

Saat memberikan sambutan, Kiai As’ad bercerita bahwa semula dirinya ditugasi KH A Sahal Mahfudz, Rais Am Syuriah PBNU dua periode (1994-2014). Saat itu PBNU menggelar Rapat Pleno di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO