Gandeng Forwas Institut dan Komunitas Brang Wetan, SMAN 1 Gedangan Gelar Coaching Clinic

Gandeng Forwas Institut dan Komunitas Brang Wetan, SMAN 1 Gedangan Gelar Coaching Clinic Suasana Coaching Clinic yang digelar SMAN 1 Gedangan.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bekerja sama dengan Forwas (Forum Wartawan ) Institute dan Komunitas Brang Wetan, SMA Negeri 1 Gedangan mengadakan coaching clinic medsos berbasis toleransi serta pelatihan jurnalistik, Jumat (9/9/2022).

Dalam forum itu, Forwas Institut diwakili oleh wartawan Jawa Pos, Firma Zuhdi Al Fauzi, dan wartawan Kompas TV Jack Roby. Para siswa dalam agenda itu diajak untuk belajar viral tanpa melanggar etika dan nilai-nilai toleransi.

Baca Juga: Beraksi 2 Kali, Pelaku Curanmor Asal Kediri Dibekuk

Uzi, sapaan Firma Zuhdi menyampaikan, hal pertama dalam menyusun kerangka tulisan, para penulis harus mencari satu titik paling menarik dari fenomena yang sedang terjadi. Hal itu adalah dasar utama sebelum melakukan kepenulisan.

"Cari ide. Dalam tulisan, yang paling penting adalah hal yang paling menarik dari apa yang akan dituangkan dalam tulisan itu. Poin ini atau titik ini yang pertama harus kita cari tahu," ujarnya.

Ia menambahkan, penulis menurutnya harus mulai melakukan observasi setelah menemukan ide. Sebagai percontohan misal perihal fenomena yang sedang viral saat ini di lingkungan SMA Negeri 1 Gedangan ialah perihal prestasi siswa.

Baca Juga: Pastikan Rampung Total, Plt Bupati Sidoarjo Sidak Pengerjaan Betonisasi Jalan

"Jadi observasi ini berangkat dari kondisi sekitar saat ini seperti apa. Nah dari observasi ini nantinya yang bakal jadi bahan untuk pendeskripsian sebuah tulisan," ucapnya.

Di sisi lain, Jack Roby, wartawan Kompas TV menambahkan, saat melakukan observasi ini, para penulis tentu akan melalui fase wawancara. Saat melakukan wawancara, penentuan narasumber menurutnya menjadi hal paling vital dalam proses produksi karya kepenulisan.

"Penentuan narasumber ini penting karena apa, kita tidak mungkin memilih narasumber yang tidak kompeten di bidangnya. Misal berbicara toleransi dalam bidang pendidikan, siapa yang berkompeten, bisa dari akademisi. Misal terkait prestasi, bisa ke yang meraih," katanya.

Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau

Lebih jauh, Roby menyampaikan, terkait pengambilan gambar, agar produk karya kita tetap tidak melanggar norma etika, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Misal, tidak mungkin ketika temanya toleransi, tapi materi dari video atau fotonya malah perihal kejuaraan.

"Jadi penyesuaian materi ini insertan untuk dikombinasikan dengan hasil dari observasi dan wawancara kita bisa seirama. Karena kalau produk visual, pendeskripsian produk jurnalistik itu berada pada gambar. Poinnya di situ," Pungkasnya. (cat/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kecelakaan Karambol di Medaeng Sidoarjo, Truk Tabrak Tiga Mobil Hingga Terguling':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO