GRESIK, BANGSAONLINE.com - Diskusi publik "Optimalisasi Pelayanan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)" yang diinisiasi Komunitas Wartawan Gresik (KWG) kerjasama dengan DPRD Gresik, terungkap kinerja yang dilakukan tiga BUMD.
Kegiatan digelar di Hotel Horiison, GKB, Jumat (16/9/2022) diikuti tiga Direktur Utama BUMD, Dirut Perumda Giri Tirta Kurnia Suryandi, Dirut PT Gresik Migas Habibullah, dan Dirut PD BPR Bank Gresik Al Kusani.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
"Sejauh ini, keberadaan tiga BUMD belum banyak memberikan kontribusi untuk PAD Kabupaten Gresik," ucap Ketua DPRD Gresik, Much Abdul Qodir, yang diangguki tiga Wakil Ketua Nur Sadah, Ahmad Nurhamim, dan Mujid Riduan saat menjadi nara sumber.
"Untuk itu, saya mendorong agar tiga Dirut BUMD memaksimalkan perannya masing-masing untuk berkontribusi terhadap pendapatan daerah," imbuhnya.
Al Kusani, menyatakan PD BPR Bank Gresik terus berusaha maksimal mencari terobosan untuk memajukan perusahaan dan berkontribusi terhadap pendapatan daerah.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
"Alhamdulilah, tahun 2022 ini target PAD yang bisa kami kontribusikan ke pemerintah daerah Rp 1 miliar. Ada kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 600 juta," ucap Al Kusani.
Saat ini, tambahnya, PD BPR menjalankan sejumlah program untuk memajukan perusahaan. Antara lain, kredit umum mudah murah dengan bunga 1% perbulan, promo kredit merdeka dengan bunga 1%, kredit ultra mikro mudah murah dengan bunga 1%, kredit pegawai mudah murah dengan bungah 1,0%, kredit ASN mudah murah dengan bunga 0,8%, dan kredit ultra mikro bandar grisse.
"Kami juga melakukan sejumlah inovasi program untuk membantu para nelayan, petani, pedagang pasar, dan masyarakat lain untuk menjadi nasabah atau pinjam di PD BPR dengan bunga terjangkau. Dan, sejumlah inovasi lain," tutupnya.
Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik
Senada juga dikatakan Habibullah. Ia menyatakan Gresik Migas telah memberikan kontribusi untuk PAD Rp 1 miliar. Gresik Migas saat ini tengah melakukan kerja-kerja untuk kemajuan perusahaan. Gresik Migas tengah membangun sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK). Seperti untuk melayani nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Campurrejo, Kecamatan Panceng.
"Di akhir bulan Agustus, sudah dapat izin dari Kementetian KKP untuk SPBK di Campurrejo. Untuk penyaluran BBM subsidi bagi nelayan ada penetapan.Sudah ada pendataan nelayan. Kita ada dana untuk penebusan DO BBM subsidi," tuturnya.
Gresik Migas, kata Habibullah, juga tengah proses lakukan layanan permintaan gas ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE). Lebih lanjut Habibullah juga menyatakan, Gresik Migas saat ini tengah berupaya mengelola sumur minyak tua, dengan cara melakukan pendekatan kepada pemilik lahan.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Lantik Wahidatul Husnah sebagai Anggota PAW Periode 2024-2029
"Sumur minyak tua di Gresik dikuasai oleh swasta. Kita tengah lakukan penjajakan. Termasuk dengan PT Pertamina, karena WK-nya (wilayah kerja) Pertamina," bebernya.
Habibullah menambahkan, Gresik Migas juga tengah melakukan pembangunan jaringan untuk melayani jaringan gas kepada masyarakat. Salah satunya di wilayah Kecamatan Cerme.
"Di wilayah itu nantinya ada 4000 jaringan gas," tutupnya.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Minta TAPD Tak Sodorkan Draft KUA PPAS yang Belum Rampung
Sedangkan Kurnia Suryandi menyatakan, saat ini Perumda Giri Tirta belum memberikan kontribusi PAD. Sebab, perusahaan harus menuntaskan pekerjaan rumah (PR) yang besar.
"Saat saya masuk nol. Kita punya tinggalan piutang cukup besar yang harus kami tuntaskan," katanya.
Menurut dia, usaha jual air yang dikelola Perumda masih mengalami kerugian cukup besar. Awlanya mengalami kerugian Rp 3 miliar setiap bulan. Namun, terus bisa ditekan. Saat ini kerugian bisa ditekan hingga Rp 1 miliar setiap bulan.
Baca Juga: Pesangon Belum Diberikan Sepenuhnya, Komisi IV DPRD Gresik Mediasi 23 Pensiunan PT Swadaya Graha
"Kerugian itu selain faktor harga air yang kami jual ke rumah tangga lebih rendah dari harga produksi, juga terjadinya kebocoran karena pipa yang sudah usia tua," ungkapnya.
Untuk menekan kerugian itu, perusahaan saat ini tengah gencar melakukan pengembangan di pasar industri (perusahaan) untuk layanan kebutuhan air. Antara lain, kontrak dengan JIIPE yang membutuhkan air 350 liter per detik (lpd). Kemudian, dengan Kawasan Industri Maspion, PT Wings, PT Smelting, dan PT Wilmar Nabati.
Ditambahkan, Perumda saat ini tengah gencar melakukan sambungan baru untuk melayani rumah tangga. Untuk terus meneken jumlah waiting list (daftar tunggu). Saat ini sedang melayani 4.100 sambungan di Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas. (hud/ns)
Baca Juga: Era Industri dan Teknologi, Pentingnya Akurasi Data dalam Pemberitaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News