BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Setelah terbengkalai selama beberapa bulan, jembatan penghubung dua kecamatan yakni Padangan dan Kasiman akhirnya akan segera dikerjakan kembali. Pengerjaan jembatan yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo itu meliputi penyempurnaan akses masuk dan penerangan jalan.
Pengerjaan lanjutan pada tahun ini kembali dianggarkan dana senilai Rp 12 miliar. Dana tersebut dianggarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bojonegoro untuk mengerjakan penyelesaian akhir jembatan.
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
“Hanya pengerjaan jembatan, belum termasuk penerangannya,” ujar Kepala DPU Bojonegoro, Andi Tjandra, Jumat (8/5/2015).
Menurut dia, untuk penerangan ada dana sendiri. Namun saat ini pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah anggaran untuk penerangan jembatan tersebut. Pengerjaan jembatan, menurut dia, meliputi perbaikan sisi-sisi jembatan sebelah utara dan selatan agar mudah di lewati.
Dia memastikan, pengerjaan jembatan ini akan dilaksanakan pada Mei atau Juni. Sebab, anggarannya sudah ada tinggal menunggu pelaksanaan dari kontraktor mengenai banyaknya pengendara yang lewat. Menurut dia, secara aturan jembatan masih belum boleh di lewati karena pengamanan dan pencahayaan masih belum ada. Namun, karena jarak Kasiman dan Padangan lebih terpangkas dengan melalui jembatan, akhirnya banyak yang lewat.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
“Sebenarnya secara aturan belum boleh dilewati karena belum ada penerangannya,” tandasnya.
Meski belum dibuka secara resmi oleh pemerintah, jembatan ini sudah dilewati banyak pengendara sepeda motor. Bahkan saat malam hari, banyak warga yang melewati jembatan itu.
Fatoni, warga Padangan mengatakan, jembatan Padangan-Kasiman itu memang belum dibuka secara resmi. Namun, kata dia, banyak anak-anak sekolah dan pedagang dari Padangan maupun Kasiman yang melintas di jembatan itu.
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
“Memang ada papan peringatan dilarang melintas di jembatan itu. Tetapi, warga seolah tidak menggubrisnya dan tetap melewatinya,” ujarnya.
Dia menyayangkan belum adanya penerangan lampu jalan karena bisa membayakan pengendara. Hal tersebut karena jalan masuk di sisi utara dan selatan sangat curam sekaligus licin sebab banyak material seperti batu dan kerikil yang berserakan.
Selain keamanan yang terancam, lanjut Fatoni, potensi tindak kejahatan juga bisa terjadi. Pasalnya, lanjut dia, dirinya kerap memergoki sekelompok pemuda yang minum minuman keras di tempat tersebut. Sehingga, dirinya mengkhawatirkan hal tersebut. “Soalnya kalau malam belum ada penerangan,” tutur dia. (nur/rvl)
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News