SURABAYA, BANGSAONLINE.com - PW GP Ansor Jatim menyatakan kesiapannya untuk mengawal pernyataan Ketua UMUM PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, (Gus Yahya), yang menolak politik identitas dalam kontestasi pemilu, baik pilpres, pileg mau pun pilkada.
"Ansor Jawa Timur akan menjadi garda terdepan mengawal perintah Gus Yahya, Ketua Umum PBNU untuk melawan politik identitas," kata Bendahara PW GP Ansor Jatim, Muhammad Fawait, Rabu (26/10/2022).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jatim 2020 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini menjelaskan, pihaknya sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan menginstruksikan anggota Fraksi Gerindra untuk tidak melakukan politik identitas. Sebab, hal itu berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
Sebagai kader Ansor, Gus Fawait juga akan menggalang komunikasi dengan sesama kader Ansor yang ada di parlemen dan di partai-partai lain untuk mencegah praktek politik identitas dalam kontestasi pemilu 2024. Karena dapat menciderai proses demokrasi.
"Sebagai ormas terbesar, kader-kader NU pasti menjadi rebutan dalam kontestasi pemilu. Salah satu cara untuk mencegah politik identitas, saya akan menggalang komunikasi dengan kader-kader NU di partai lain, untuk mempunyai semangat yang sama dalam menolak praktek politik identitas," ujar Fawait.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Presiden Laskar Sholawat Nusantara ini mengatakan bahwa tahun depan diprediksi perekonomian nasional akan suram dan bisa mengarah pada resesi ekonomi. Kondisi itu akan semakin bila masih ada praktek politik identitas yang bisa memicu konflik.
Gus Fawait mengingatkan, praktik politik identitas bisa mengganggu stabilitas politik. Pada akhirnya juga akan merusak iklim investasi yang akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi, membuat angka pengangguran bertambah dan kemiskinan meningkat.
"Sebagai kader Ansor, menjelang pemilu ini kami berkomitmen ikut menjaga situasi tetap kondusif dan ekonomi terus tumbuh. Dengan demikian kontestasi pemilu harus dijalani dengan riang gembira," pungkas Gus Fawait. (mdr/sis)
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News