SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) PWNU Jatim, Fauzi Priambodo, optimis kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2023 bakal tetap baik. Meskipun, tahun depan diprediksi terjadi resesi sebagaimana sempat disampaikan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, ancaman resesi ekonomi pada tahun 2023 tidak akan seburuk saat pandemi Covid-19. Di mana saat itu pemerintah melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
BACA JUGA:
- INKA Group Kembali Ekspor 105 Unit CFT Wagon dan 11 Trainset Generasi Terbaru ke New Zealand
- Diboikot Umat Islam karena Bantu Tentara Israel, McDonald's Rugi Besar
- SIG Gelar Pasar Murah dan Salurkan 6.000 Paket Sembako di Area Operasi
- InfoEkonomi.ID Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024
"Dulu kan sempat tidak bebas. Warung diobrak. Jadi tidak bisa berjualan," tuturnya.
Meski demikian, nyatanya masa-masa sulit itu mampu dilalui oleh para pengusaha. Karena itu, Fauzi yakin perekonomian Indonesia bakal tetap tumbuh pada tahun depan.
"Kita sudah pernah melewati masa sulit. Bisa dibilang dari nol saat itu. Kalau nanti ada resesi saya kira dampaknya tak separah ketika ada PSBB dulu," lanjutnya.
Ia menyampaikan di Indonesia ada dua jalur perekonomian. Yakni, pasar tradisional dan modern kapitalis. Nah, jalur pasar tradisional ini yang menurutnya tidak akan banyak terdampak, pun seandainya benar-benar terjadi resesi.
"Pasar tradisional seperti UMKM ini tak terlalu terdampak. Ibaratnya jual kacang rentengan tidak mungkin gak laku sama sekali. Jika pasar modern, ekonomi menengah ke atas baru bisa terdampak dari adanya resesi," tutur dia.
Ia justru memandang kenaikan harga BBM lah yang memukul perekonomian. Sebab, dampaknya sangat dirasakan masyarakat menengah ke bawah. "Saya kira harga kenaikan BBM ini perlu dikoreksi," tegas dia.
Klik Berita Selanjutnya