Mitos Tentang Risiko Kanker Paru-Paru yang Perlu Diketahui

Mitos Tentang Risiko Kanker Paru-Paru yang Perlu Diketahui Ilustrasi

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sel dapat tumbuh secara tak terkendali sehingga dapat menyebabkan menderita .

Jika seseorang mengalami , pada umumnya akan merasa gangguan-gangguan pernapasan seperti sesak napas, nyeri dada hingga area tulang rusuk, napas berbunyi (mengi), batuk berkepanjangan, serta batuk disertai darah.

Baca Juga: Klarifikasi Khofifah soal Hoaks Video Bagi-Bagi Santunan Usai Menang Pilbup Jatim

Selain itu, orang yang menderita juga merasakan keluhan lainnya, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, hilang selera makan hingga berat badan menurun.

Jika membahas tentang dan agar lebih waspada pada sistem pernapasan, ada baiknya kita mengetahui mitos-mitos resiko yang mengaitkan seseorang terkena penyakit tersebut.

Berhenti merokok tidak menurunkan resiko .

Baca Juga: Khasiat Air Rendaman Daun Ketumbar untuk Kesehatan Tubuh

Kebiasaan merokok yang dilakukan seseorang, sering dikaitkan dengan peningkatan resiko berbagai macam penyakit, termasuk .

Beberapa orang mungkin berpikir, mereka akan sia-sia apabila berhenti merokok, karena residu dari rokok sudah menumpuk pada paru-paru.

Faktanya, berhenti merokok dapat memberikan manfaat yang cepat, dan akan memiliki suplai udara yang bersih, sehingga, paru-paru dapat bekerja lebih maksimal.

Baca Juga: Resep Kolak Pisang Bakar Nangka, Sajian Manis dan Praktis

Hal tersebut, akan menurunkan resiko . Sepuluh tahun orang yang berhenti merokok, membuat orang terhindar dari 50 persen risiko kematian akibat .

Rokok rendah TAR lebih aman

Beberapa penderita tidak langsung memutuskan untuk berhenti merokok, justru memilih merokok dengan kandungan tar yang lebih rendah.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 28 November 2024

Mereka berpikir bahwa rokok rendah tar seperti rokok elektrik, rokok mild, rokok herbal, atau rokok mentol lebih aman bagi paru-paru. Namun pada nyatanya, rokok sama-sama memicu resiko . Bahkan, rokok menthol yang memiliki sensasi pada tenggorokan lebih menyegarkan, akan membuat orang menghirup asap dan membiarkan di paru-paru sebelum menghembuskan asapnya kembali.

Suplemen antioksidan mencegah resiko paru-paru.

Orang yang tidak bisa berhenti kebiasaan merokok, mungkin mencari solusi untuk mencegah resiko yang ditimbulkan oleh rokok dengan mengkonsumsi suplemen antioksidan.

Baca Juga: Resep Wedang Jahe Serai, Minuman Tradisional Penghangat Tubuh

Namun faktanya, perokok tetap memiliki resiko yang tinggi meskipun mengkonsumsi suplemen antioksidan.

Merokok dengan pipa atau cerutu lebih aman

Cerutu dan pipa rokok (filter rokok) memang membuat tidak langsung bersentuhan dengan tembakau atau bahan baku dari rokok. Namun, cerutu dan pipa tidak mencegah seseorang terkena . Hal itu, karena asap yang dihasilkan meskipun sudah menggunakan pipa atau filter, akan tetap masuk dan bersarang pada paru-paru.

Baca Juga: 5 Manfaat Minum Rendaman Air Nanas untuk Kesehatan Tubuh

Rokok penyebab

Kebanyak orang menganggap penyebab utama dari resiko adalah rokok, namun sebenarnya masih ada faktor lain yang perlu diketahui yaitu radon.

Radon merupakan gas radioaktif tidak berbau dan tidak berwarna dan terbentuk dari peluruhan radioaktif alam 226Ra dari bahan bangunan yang dapat masuk secara gradual ke dalam udara ruangan melalui bahan bangunan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 26 November 2024

Bahaya radiasi interna gas radon akan masuk kedalam tubuh melalui sistem pernapasan dan di dalam paru-paru akan menyebabkan kerusakan pada jaringan sel (sel kanker).

Bedak tabur memiliki resiko paru-paru

Bedak tabur (talc) selalu diwaspadai karena diduga dapat menyebabkan kanker saat terhirup dan masuk kedalam paru-paru.

Baca Juga: Bolehkah Mengonsumsi Air Kunyit Setiap Hari? Simak Penjelasannya

Faktanya, penelitian mengatakan bedak tabur tidak memicu resiko . Namun, penggunaan bedak talc berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada beberapa orang. (rif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO