JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sel kanker paru-paru dapat tumbuh secara tak terkendali sehingga dapat menyebabkan menderita kanker paru-paru.
Jika seseorang mengalami kanker paru-paru, pada umumnya akan merasa gangguan-gangguan pernapasan seperti sesak napas, nyeri dada hingga area tulang rusuk, napas berbunyi (mengi), batuk berkepanjangan, serta batuk disertai darah.
Baca Juga: Instagram Umumkan Transformasi Tampilan Feed di Awal 2025
Selain itu, orang yang menderita kanker paru-paru juga merasakan keluhan lainnya, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, hilang selera makan hingga berat badan menurun.
Jika membahas tentang kanker paru-paru dan agar lebih waspada pada sistem pernapasan, ada baiknya kita mengetahui mitos-mitos resiko yang mengaitkan seseorang terkena penyakit tersebut.
Berhenti merokok tidak menurunkan resiko kanker paru-paru.
Baca Juga: Bisa Online, Simak Cara Cepat dan Mudah Buat SKCK
Kebiasaan merokok yang dilakukan seseorang, sering dikaitkan dengan peningkatan resiko berbagai macam penyakit, termasuk kanker paru-paru.
Beberapa orang mungkin berpikir, mereka akan sia-sia apabila berhenti merokok, karena residu dari rokok sudah menumpuk pada paru-paru.
Faktanya, berhenti merokok dapat memberikan manfaat yang cepat, dan akan memiliki suplai udara yang bersih, sehingga, paru-paru dapat bekerja lebih maksimal.
Baca Juga: Diusir dari Pesawat, Khabib Nurmagomedov Bilang Begini
Hal tersebut, akan menurunkan resiko kanker paru-paru. Sepuluh tahun orang yang berhenti merokok, membuat orang terhindar dari 50 persen risiko kematian akibat kanker paru-paru.
Rokok rendah TAR lebih aman
Beberapa penderita kanker paru-paru tidak langsung memutuskan untuk berhenti merokok, justru memilih merokok dengan kandungan tar yang lebih rendah.
Baca Juga: Tandai Akun Parodi, X Buat Label Khusus
Mereka berpikir bahwa rokok rendah tar seperti rokok elektrik, rokok mild, rokok herbal, atau rokok mentol lebih aman bagi paru-paru. Namun pada nyatanya, rokok sama-sama memicu resiko kanker paru-paru. Bahkan, rokok menthol yang memiliki sensasi pada tenggorokan lebih menyegarkan, akan membuat orang menghirup asap dan membiarkan di paru-paru sebelum menghembuskan asapnya kembali.
Suplemen antioksidan mencegah resiko paru-paru.
Orang yang tidak bisa berhenti kebiasaan merokok, mungkin mencari solusi untuk mencegah resiko yang ditimbulkan oleh rokok dengan mengkonsumsi suplemen antioksidan.
Baca Juga: Innalillahi, Komedian Nurul Qomar Meninggal Dunia
Namun faktanya, perokok tetap memiliki resiko kanker paru-paru yang tinggi meskipun mengkonsumsi suplemen antioksidan.
Merokok dengan pipa atau cerutu lebih aman
Cerutu dan pipa rokok (filter rokok) memang membuat tidak langsung bersentuhan dengan tembakau atau bahan baku dari rokok. Namun, cerutu dan pipa tidak mencegah seseorang terkena kanker paru-paru. Hal itu, karena asap yang dihasilkan meskipun sudah menggunakan pipa atau filter, akan tetap masuk dan bersarang pada paru-paru.
Baca Juga: Viral, Pagar Pembatas Waduk Bunder Gresik Baru Dibangun Diduga Dirobohkan
Rokok penyebab kanker paru-paru
Kebanyak orang menganggap penyebab utama dari resiko kanker paru-paru adalah rokok, namun sebenarnya masih ada faktor lain yang perlu diketahui yaitu radon.
Radon merupakan gas radioaktif tidak berbau dan tidak berwarna dan terbentuk dari peluruhan radioaktif alam 226Ra dari bahan bangunan yang dapat masuk secara gradual ke dalam udara ruangan melalui bahan bangunan.
Baca Juga: Berikut Standar Gaji Baru Ketua RT dan RW 2025
Bahaya radiasi interna gas radon akan masuk kedalam tubuh melalui sistem pernapasan dan di dalam paru-paru akan menyebabkan kerusakan pada jaringan sel (sel kanker).
Bedak tabur memiliki resiko paru-paru
Bedak tabur (talc) selalu diwaspadai karena diduga dapat menyebabkan kanker saat terhirup dan masuk kedalam paru-paru.
Baca Juga: Catat! Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun ini
Faktanya, penelitian mengatakan bedak tabur tidak memicu resiko kanker paru-paru. Namun, penggunaan bedak talc berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada beberapa orang. (rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News