KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - GOR Untung Suropati Kota Pasuruan terlihat penuh pada Jumat (18/11) malam. Masyarakat berbondong-bondong untuk melihat pertunjukan wayang kuling dengan dalang Ki Anom Suroto.
Pertunjukan itu digelar oleh Pemkot Pasuruan melalui satuan polisi pamong praja (satpol PP) bekerja sama dengan Kantor Bea Cukai Kota Pasuruan untuk melestarikan budaya dan kesenian tradisional.
Baca Juga: Harapan Plt Wali Kota Pasuruan saat Buka Kongres Asosiasi PSSI
Dalam episode kali ini, Ki Anom mengangkat lakon Wahyu Cakraningrat yang mengisahkan tentang pemimpin arif dan bijaksana.
Dalam pertunjukan wayang tersebut disisipkan pesan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya rokok ilegal. Masyarakat diajak untuk turut memerangi rokok ilegal.
Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf yang hadir langsung dalam acara itu menyampaikan bahwa cukai rokok adalah penerimaan negara.
Baca Juga: Upacara Hari Ibu ke-96, Ketua GOW Kota Pasuruan Dukung Perempuan Berdaya untuk Indonesia Emas
“Jadi pembeli rokok yang resmi itu berkontribusi bagi pemasukan negara. Sesuai ketentuan, uang yang masuk itu dibagi kembali kepada daerah untuk keperluan peningkatan fasilitas kesehatan, bantuan sosial, dan bantuan UMKM,” pungkasnya.
Terkait pertunjukan wayangan sebagai media sosialisasi, wali kota yang akrab disapa Gus Ipul itu menyatakan agar budaya tradisional tersebut tetap lestari. Ia yakin wayang bakal tetap bisa bertahan di tengah gempuran budaya modern.
Sebab, regenerasi di kesenian wayang tetap ada, bahkan pagelarannya sudah mengikuti perkembangan zaman dengan sentuhan modernisasi. Oleh karena itu, pertunjukan wayang kali ini juga sengaja menghadirkan dalang muda Ki MPP Bayu Aji.
Baca Juga: Plt Wali Kota Pasuruan Hadiri Peresmian Kampung Bahari Nusantara di Kelurahan Tambaan
“Saya percaya wayang tidak akan susut ataupun hilang, tapi justru ke depan meskipun dunia ini makin modern, wayangan akan tetap jaya karena proses regenerasinya itu jalan secara baik. Sekarang banyak dalang-dalang cilik yang siap menjadi penerusnya Ki Anom,” tuturnya.
Apalagi, lanjut Gus Ipul, pertunjukan wayangan tidak hanya tontonan yang menghibur, tapi selalui mengandung substansi tuntunan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Jadi wayangan itu sesuatu yang merupakan bagian dari tradisi warisan para leluhur kita. Sering disampaikan di dalamnya ada tontonan yang dapat dinikmati dan tuntunan yang penuh pesan moral,” ucapnya.
Baca Juga: Pemkot Pasuruan Optimalkan Elektronifikasi, QRIS Jadi Fokus Pembahasan
“Mari bagi teman-teman yang belum bisa mengikuti wayang dengan sepenuhnya karena kendala bahasa, mari kita saksikan dengan rasa. Kalau kita menyaksikan dengan rasa, insyaAllah manfaat yang akan kita terima sesungguhnya amat sangat besar,” ajaknya. (par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News