SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah mengajak jajaran manajemen Bank Jatim untuk melakukan perluasan dan memenangkan pasar dengan memahami preferensi costumer dengan memperkuat pasukan IT.
Ia mengungkapkan hal tersebut saat memberi sambutan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. tahun 2022, Rabu (7/12/2022).
BACA JUGA:
- Lagi, Siswa Jatim Terbanyak Nasional Lolos SNBP, Khofifah: On The Right Track
- Bazar Ramadan Berimbas Positif, Dewan Dorong Pemkab Blitar Terus Tingkatkan Level Pelaku UMKM
- 24.423 Siswa Lolos Masuk PTN Jalur SNPB 2024, Pj Gubernur Jatim: Terbanyak Nasional 5 Tahun Beruntun
- JKSN Jatim Deklarasi Dukungan untuk Khofifah-Emil 2 Periode
Gubernur menegaskan, penguatan dari lini digital dan IT dibutuhkan lantaran saat ini fasilitas mobile banking sudah menjadi kebutuhan dan keniscayaan. Merebut pangsa pasar harus dilakukan dengan layanan yang cepat, dan terbaik dengan tetap menjaga asas kehati-hatian.
"Memahami customer preference salah satunya adalah dengan memperkuat pasukan IT dan kualitas layanan terbaik. Ini karena m-banking telah menjadi kebutuhan. Maka harus selalu dikawal dan dimonitor untuk menjawab tantangan dan peluang yang sangat dinamik," ujarnya.
"Ini bagian yang sangat penting, di era pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Jika harus mengadopsi Tim IT yang expert, maka itu adalah sebuah kebutuhan, jika harus mencangkok maka lakukanlah, jika perlu melakukan short course maka kerjakanlah," imbuhnya.
Menurut dia, kemudahan dalam mengakses fasilitas perbankan memiliki pengaruh besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Ia mendukung Bank Jatim sebagai BUMD Pemprov Jatim untuk kompetitif memenangkan pasar dengan produk mereka.
"Semua produk keuangan harus kompetitif karena ini adalah kunci memenangkan pasar," tuturnya.
Orang nomor satu di Jatim itu pun menyampaikan langkah yang bisa diambil untuk memperluas pasar, antara lain dengan menemukenali potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jatim khususnya yang berpotensi untuk pasar eksport mengingat jumlah KUMKM di Jatim saat ini 9,78 juta dengan kontribusi 57,81 persen dari PDRB.