KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, berserta istrinya selaku Ketua Dekranasda Jatim, Arumi Bachsin, berkesempatan hadir dan ikut dalam Dhoho Street Fashion 7th, Sabtu (10/12/2022) malam. Mereka ditemani oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, dan istrinya yang menjadi Ketua Dekranasda Kota Kediri, Ferry Silviana.
Gelaran Dhoho Street Fashion 7th masih menjadi kegiatan yang sangat ditunggu khalayak ramai. Berbagai karya berbahan Tenun Ikat asli Bandar Kidul Kota Kediri ditampilkan dalam agenda tersebut.
Baca Juga: Tampil Memukau di Debat ke-2, Khofifah-Emil Paparkan Tata Kelola Pemerintahan yang Terbukti Berhasil
Tak hanya itu, di setiap gelaran selalu menyuguhkan konsep menarik dan beda dari tahun lalu. Apalagi, ini baru kali pertama diadakan malam hari, dan tidak menyurutkan antusias para tamu undangan maupun masyarakat umum yang ingin menikmati karya busana para desainer.
Saat memberi sambutan, Emil mengatakan bahwa Dhoho Street Fashion 7th sudah diketahui di berbagai daerah. Menurut dia, Tenun Ikat Bandar Kidul telah membangun reputasi yang sangat luar biasa.
Baca Juga: Usai Mediasi Antara Warga Satak Kediri dan LMDH Budi Daya, Hak Garap Lahan Perhutani Dibagi Rata
Berdasarkan cerita Wali Kota Kediri tadi, kata Emil, sarung goyor ini sebelumnya merupakan salah satu yang mendominasi, hanya saja motif dan warnanya masih monoton. Akhirnya sekarang bisa dilihat, Tenun Ikat Bandar Kidul menjadi jauh lebih fashionable.
Ia pun menyebut, Provinsi Jawa Timur telah bekerja sama dengan Dirjen HAKI, sehingga jika Bandar Kidul memiliki sejarah tentang tenun ikat dari zaman kemerdekaan dan sampai sekarang dilestarikan, hal itu mungkin layak untuk mendapatkan indikasi geografis dalam HAKI.
"Jadi hanya tenun ikat yang dibuat oleh orang Bandar Kidul yang boleh memiliki branding. Dengan tenun ikat didaftarkan HAKI, mudah-mudahan akan meningkatkan minat masyarakat dan nilai jual kain Tenun Ikat Bandar Kidul,” tuturnya.
Baca Juga: Pascadebat Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Beberkan Fungsi Strong Collaboration
Sementara itu, Abu mengaku telah mendaftarkan Tenun Ikat Kediri ini sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Maksud dan tujuan mendaftarkannya sebagai penanda tempat dan kampungnya tenun ikat itu ada di Bandar Kidul Kota Kediri.
Sekarang penjualan Tenun Ikat Bandar Kidul ini semakin kencang, ia berharap kolaborasi ini harus terus ada di Kota Kediri sampai kapanpun. Hal itu untuk menjaga kain tenun ikat ini memang berasal dari Kota Kediri.
“Di samping itu, harapannya Kota Kediri ini bisa menjadi rumah untuk menuangkan kreativitas. Di sini nanti juga ada karya desainer dari teman-teman disabilitas. Karyanya juga sama bagus dengan kita, bapak dan ibu juga bisa memesan kepada mereka untuk baju atau lainnya,” kata Wali Kota Kediri.
Baca Juga: Jelang Debat Kedua Pilgub Jatim 2024, Khofifah Didoakan Kiai Asep
Bunda Fey, sapaan akrab Ferry Silviana Abu Bakar, menyatakan Dhoho Street Fashion 7th merupakan agenda tahunan untuk mempromosikan Tenun Ikat Kediri dan merayakan keindahan mode berbahan wastra nusantara kebanggaan dari kota ini.
Ia mengungkapkan, gelaran ini menjadi sangat penting karena sebagai kebangkitan UMKM setelah pandemi Covid-19, bahkan karena pandemi pula Dhoho Street Fashion 7th yang sedianya diselenggarakan pada tahun 2021 akhirnya diundur menjadi tahun ini.
Lebih lanjut, Bunda Fey mengungkapkan upaya promosi tenun ikat ini salah satunya melalui Dhoho Street Fashion dengan mendatangkan desainer ternama yang telah banyak berkiprah di gelaran nasional dan internasional. Tentuntya ini akan memberikan dampak yang sangat positif melalui tangan terampil mereka sehingga Tenun Ikat Kediri makin dikenal oleh khalayak luas.
Baca Juga: Pimpinan Gereja Ortodok Rusia, Apresiasi Pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri
“Mungkin kalau tidak bekerja sama dengan sepak terjang beliau semua, masih banyak yang tidak tahu bahwa kota kecil di Jawa Timur ini punya tenun ikat. Mungkin Indonesia hanya tahu kalau tenun ikat itu hanya ada di Nusa Tenggara Timur. Kota Kediri punya tenun ikat yang jauh sebelum merdeka sudah ada dan bukti sejarahnya terdapat di Museum Tropen yang ada di Belanda,” paparnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Forkopimda Kota Kediri, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Choirur Rofiq; Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Model Indonesia, Deny Djoewardi; istri kepala OPD Pemkot Kediri dan unsur organisasi wanita, desainer nasional serta desainer lokal Kota Kediri, para perajin tenun ikat Kediri, Kepala Bakorwil I Madiun, Heru Wahono Santoso. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News