SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Krisis air bersih yang dihadapi masyarakat menjadi perhatian Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya. Upaya itu, dilakukan dengan cara melakukan pendampingan terhadap warga Desa Simpang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, agar bisa memanfaatkan penerapan teknologi penjernih air.
Program pendampingan masyarakat tersebut, bertajuk ‘Penerapan Teknologi Produksi Air Bersih’ di Desa Simpang Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo.
Baca Juga: Polisi Dalami Anak Bunuh Ibu di Sidoarjo
Program ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) berbasis IKU (Indikator Kinerja Utama).
Program ini, disosialisasikan ke puluhan warga Desa Simpang dan para perangkat desa, di kantor desa setempat, Rabu (21/12/2022).
Ketua Tim Pelaksana Program, Moch Shofwan menjelaskan, pihaknya telah mensosialisasikan, mensimulasikan dan mendampingi Pemdes dan warga Simpang, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya air bersih.
Baca Juga: Jenazah Perempuan Gegerkan Warga Waru, Diduga Tewas Dibunuh Anaknya
“Kami juga sosialisasikan tentang standar air bersih yang layak digunakan sesuai dengan Permenkes Nomor 492 Tahun 2010,” kata Shofwan didampingi anggota Tim Pelaksana, Dian Majid dan Ir. Joko Sutrisno, usai sosialisasi.
“Dalam kegiatan ini, kami memotivasi masyarakat mitra untuk peningkatan kualitas hidup dengan penggunaan air bersih,” cetus Shofwan yang juga dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Unipa Surabaya.
Alumni Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menambahkan, dalam kegiatan ini, juga diberikan pemahaman tentang teknik pengolahan air yang tidak layak menjadi air yang layak digunakan. Teknik pengolahan air yang diberikan disesuaikan dengan kondisi air sumur masyarakat mitra.
Baca Juga: 5,9 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp8,25 M Dimusnahkan Bea Cukai Sidoarjo
Dosen Teknik Lingkungan Unipa Surabaya, Dian Majid menambahkan, dalam sosialisasi, pihaknya menjelaskan soal beberapa parameter fisika yang dapat dijadikan indikator awal dalam penentuan kualitas air seperti kejernihan dan bau.
Selain itu, juga dijelaskan beberapa dampak penggunaan air tidak layak, baik sebagai air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya, terhadap kesehatan, baik dampang jangka pendek maupun jangka panjang.
Teknologi pengolahan air bersih ini, meliputi Proses penyaring air untuk menghilangkan warna dan bau. Dalam kegiatan ini, juga dijelaskan prinsip pengolahan air menggunakan adsorpsi dan penukar ion. Pasir aktif, Manganese, dan Zeolit Alam berfungsi sebagai adsorben (penyerap) karena memiliki pori dan gugus-gugus bermuatan negatif.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Bupati Nonaktif Sidoarjo, Penasihat Hukum Klaim Puluhan Saksi Tak Berhubungan
Tak hanya itu, mangan zeolit yang akan digunakan, juga berperan pada proses penukar kation yaitu dapat mengikat logam-logam berat seperti Pb(II), Fe(III), dan Cu(II).
Selain itu juga dapat mengikat kation dan anion yang menyebabkan kesadahan air yakni Ca2+ dan Mg2+ yang terlarut dalam air. Sementara itu arang aktif dalam tabung penyaringan berfungsi sebagai zat pengadsorpsi warna dan bau.
“Ke depan, semoga teknologi penjernih air bersih tersebut dapat diaplikasikan bagi masyarakat secara berkelanjutan sehingga taraf hidupnya semakin terjamin dan sehat,” pungkas Shofwan di sela penyerahan bantuan alat penjernih air bagi warga Desa Simpang, Prambon.
Baca Juga: Warga Krian Digegerkan Penemuan Wanita Bersimbah Darah Dekat Kandang Ayam
Senada disampaikan Ketua Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Sidoarjo, Badrus Zaman, yang menjadi narasumber dalam sosialisasi pendampingan penerapan teknologi air bersih di Desa Simpang Kecamatan Prambon.
Menurutnya, akses masyarakat untuk mendapatkan hak air bersih sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan hukumnya wajib terpenuhi.
“Sehingga melalui penerapan teknologi air bersih ini menjadikan kualitas air yang mengalami degradasi penurunan kualitas menjadi air yang layak secara ekonomis dan kesehatan,” tambah Badrus Zaman.
Baca Juga: Relawan Sahabat Baik Khofifah-Emil Targetkan Kemenangan 70 Persen Suara di Sidoarjo
Di Kesempatan yang sama, Kades Simpang, Mochamad Abdul Kamim berterima kasih atas pendampingan yang dilakukan Unipa Surabaya terhadap warganya terkait pengolahan air bersih.
“Mudah-mudahan alat bantuan ini bermanfaat bagi Desa Simpang dan ke depannya Desa Simpang semakin maju,” tandas Mochamad Abdul Kamim didampingi Sekretaris Desa Simpang, Heri Kuswanto. (sta/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News