JEMBER, BANGSAONLINE.com - Universitas Jember (Unej) merasa bangga kedapatan sebagai salah satu kampus yang menerima Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan II, yang dimulai sejak 20 Agustus hingga 26 Desember 2022.
Rektor Unej, Iwan Taruna, mengungkapkan hal tersebut saat melepaskan kembali 172 mahasiswa yang berasal dari 41 perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta se-Indonesia, Senin (26/12/2022) sore.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Menurut dia, Unej menyuguhkan beragam kebudayaan yang ada di Jember dan sekitarnya, karena berada di wilayah eks Karesidenan Besuki. Dengan demikian, memilih Unej sebagai salah satu kampus tujuan dari PMM dapat memberi kenyamanan belajar, disertai pembelajaran toleransi atas berbagai macam keberagaman .
“Contohnya tak perlu jauh-jauh, saya campuran Madura dan Jawa. Ketua LP3M, Pak Albert Tallapesy dari namanya saja kita tahu dari Maluku tapi fasih berbahasa Madura. Begitu pula penanggungjawab kegiatan Program PMM angkatan kedua di Universitas Jember, Bu Iis Nur Aisyah yang asli Garut, Jawa Barat, namun bahasa Jawa kromo inggilnya melebihi saya karena lama kuliah di Yogyakarta,” paparnya.
Bahkan, kata Iwan, Jember terjadi asimilasi dan akulturasi budaya yang sangat kuat. Banyaknya pendatang yang belajar dan menjalani pendidikan, serta mencari penghidupan di Jember, membuatnya kaya budaya. Salah satu produk percampurannya, yaitu munculnya budaya Pendhalungan, percampuran dari Jawa dan Madura dengan khas formulasi bahasa yang unik.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
“Kesemua budaya tadi menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk berkembang. Saya berharap program PMM mampu membentuk intelektual muda yang berbhineka tunggal ika,” tuturnya.
Sementara itu, lebih jelas diterangkan oleh dosen pembimbing Modul Nusantara, Eko Suwargono bahwa dalam program PMM Angkatan II ini memiliki dua program besar.
“Pertama, Program Kebhinekaan, mahasiswa dari beragam budaya diperkenalkan dengan budaya lokal sembari merefleksikan kearifan lokal yang ada. Seperti diajak tinggal di pondok pesantren, mengikuti kegiatan di sanggar seni budaya dan lainnya. Kedua, para mahasiswa diajak membuat program sosial yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat,” paparnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Dengan demikian, program PMM ini memang dilakukan dengan tujuan meningkatkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air, serta memiliki pemahaman tentang kebinekaan dan toleransi. Sehingga para mahasiswa bangsa dapat semakin menyadari bahwa Indonesia ada karena keberagaman. (yud/bil/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News