Jelang Kongres PSSI, Puluhan Pemilik Klub Pasuruan Protes Kebijakan Asprov Jatim

Jelang Kongres PSSI, Puluhan Pemilik Klub Pasuruan Protes Kebijakan Asprov Jatim Suasana perwakilan klub saat mendatangi Asprov.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Menjelang kongres PSSI, pemilik klub di Pasuruan protes kebijakan Asprov Jatim yang memangkas nama-nama klub calon peserta kongres.

Para pemilik klub menilai pemangkasan utusan itu tidak sesuai aturan yang ada dalam statuta PSSI. Hal itu disampaikan oleh Syafi'i, salah satu pemilik klub di Kabupaten Pasuruan didampingi pemilik klub lainnya.

Sebelumnya, pemangkasan peserta kongres diumumkan oleh Pengurus yang juga merangkap Plt. Ketua Askot Pasuruan, Suhaimi.

"Klub resmi yang ikut serta kongres ada 26 group sepak bola, ditambah 1 klub futsal, jumlahnya 27 peserta. Mereka berhak menyampaikan suaranya untuk menentukan pemilihan Ketua, mendatang," kata Suhaimi melalui pengumuman yang disampaikan tertulis di media sosial.

Surat tersebut ditandatangani oleh sekretarisnya, Dyan Puspito Rini, bernomor 511/9/PSSI Jatim/XII/2022. 

Dalam surat tersebut juga menjelaskan bahwa keputusan diambil berdasarkan statuta pasal 22 tentang delegasi dan hak suara, serta hasil rapat koordinasi dengan Plt. Ketua Askab Pasuruan, Amir Burhanudin, bersama klub anggota , pada tanggal 05 Desember 2022 di kantor KONI Kabupaten Pasuruan.

Sontak, keputusan itu mengundang penolakan dari para tokoh bola, salah satunya Kiswoyo, pemilik klub Bintang Muda. Menurutnya, dalam statuta PSSI menjelaskan bahwa jumlah klub peserta kongres diambil berdasarkan hasil kompetisi, bukan hasil turnamen.

"Kalau turnamen itu sifatnya kejuaraan. Setelah selesai pelaksanaan, tidak ada proses jenjang selanjutnya. Tetapi kalau kompetisi itu ada tahapan yang harus dilalui seperti proses degradasi, promosi, naik tingkat liga, dan selanjutnya," terang Kiswoyo saat bincang-bincang di depan halaman Kantor DPRD kabupaten Pasuruan, Jumat (06/01/2023).

"Kalau kita berpatokan kompetisi, harusnya ada 50 klub semuanya, dan itu terakhir di Pasuruan digelar tahun 2016. Kalau diambil dari turnamen ya berkacau akhirnya," jelas Kiswoyo.

Kiswoyo berharap mengkaji ulang jumlah data klub sepak bola sesuai statuta PSSI. "Karena bunyinya di statuta bukan turnamen, tapi kompetisi," pungkas Kiswoyo. (afa/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO