SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Pencairan tunjangan guru ngaji untuk para ustadz atau kiai kampung sebesar Rp 500 ribu per bulan, ternyata hingga saat ini masih tidak tepat sasaran. Akibatnya, bantuan hibah ini diduga dinikmati oleh orang lain yang bukan guru ngaji.
Kepala Dinsosnakertrans Sampang Malik Amrullah, tidak menampik bahwa data penerima tunjungan guru ngaji tahun 2014 lalu ada yang tidak tepat sasaran.
Baca Juga: Peningkatan Jalan Batuporo Timur-Gunung Eleh Rampung Lebih Cepat
“Kita sudah lakukan validasi ulang data penerima tunjungan tersebut pada tahun ini. Nanti kami juga akan panggil yang bersangkutan (ustadz Su’ib) Apakah benar atau tidak temuan dari aktivis,” katanya.
Ketua Komisi IV DPRD Sampang Amin Arif Tirtana mengungkapkan, laporan dari aktivis, adalah tamparan pedas bagi dinas terkait, dirinya juga berjanji akan mengevaluasi lebih lanjut temuan kejanggalan.
“Laporan aktivis ini adalah bentuk kritikan pedas kepada pemerintah atau kepada dinas terkait agar saat melakukan validasi data penerima selanjutnya lebih hati-hati. Artinya. Kami akan melakukan evaluasi dan akan menindaklanjuti laporan ini,” pungkasnya.
Baca Juga: Pemkab-Bawaslu Sampang Gelar Istighosah dan Puncak Apel Siaga Pengawasan Pilkada 2024
Memang sebelumnya aktivis Gerakan Pemuda Peduli Sampang (GP2S) mendatangi Komisi IV DPRD Kabupaten Sampang. Mereka langsung diterima Ketua Komisi Amin Arif Tirtana, serta Kepala Dinsosnakrtrans Sampang Malik Amrullah, yang turut hadir .
“Temuan kami di lapangan, ada ustaz di Desa Bire Timur Kacamatan Sokobnanah, tidak mempunyai musala dan tak punya santri, masuk dalam daftar penerima tujungan guru ngaji," ungkap satu anggota GP2S. (hri/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News