CASABLANCA, BANGSAONLINE.com – Anda mungkin terkejut mendengar info ini. Tapi itulah kenyataan di Maroko. Warga negeri maghribi itu – termasuk cewek dan cowoknya - jarang mandi. Lho, kenapa? Simak catatan ringan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE yang beberapa hari berkunjung ke Maroko, terutama kota terbesar Casablanca dan Marakesh:
Maroko sudah masuk kategori negara maju, modern, bersih dan indah. Saya menilai, salah satu indikator kemajuan dan kemodernan suatu negara adalah transportasi dan kebersihannya, disamping kemajuan ekonomi, pendidikan, pelayanan publik, dan kemakmuran rakyatnya.
Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok
Nah, Maroko yang dipimpin Raja Muhammad VI itu sangat bersih dan indah serta penuh artistik. Saya melihat mulai dari Bandara Mohammed VI yang terletak di Kota Casablanca sangat bersih. Bahkan bukan hanya bersih tapi indah. Kota Casblanca tertata sedemikian rapi dan eksotik sekali.
Dalam perjalan dari Bandara, saya melihat sepanjang jalan hanya menyaksikan keindahan alam, terutama karena jalan raya itu berdampingan dengat laut yang airnya sangat bersih dan biru. Bangunan-bangunan juga tertata apik.
Begitu juga mobil-mobil yang berseliweran di jalan raya. Semua mobil bersih tak ada yang pesok seperti di negara-negara Arab lain.
Baca Juga: Jelang Debat Kedua Pilgub Jatim 2024, Khofifah Didoakan Kiai Asep
Di Maroko juga jarang sekali sepeda motor. Ada tapi gak banyak. Umumnya sepeda motor kecil sejenis zundap jaman dulu. Ini kebalikan Indonesia. Jalan raya didominasi sepeda motor.
Yang dominan di Maroko justru mobil. Bahkan saya mencacat banyak sekali mobil mewah seperti Mercy, Audi, Range Rover, Lexus, Land Cruiser, BMW, VW, dengan cc besar-besar.
Orang Maroko rata-rata berwajah cantik dan tampan. Postur tubuhnya bagus-bagus. Kulitnya putih bersih.
Baca Juga: Emil Dardak Puji Gus Barra Berilmu Tinggi, Punya Jejaring Luas, Rubaie: Dekengani Pusat
Begitu juga rambutnya. Rata-rata ikal. Cewek-cewek Maroko membiarkan rambutnya memanjang dan terurai.
Cewek dan cowok Maroko di pantai laut Atlantik, Casablanca, Maroko, Sabtu (14/1/2023). Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE
Banyak cewek Maroko yang tak pakai jilbab. Padahal kerajaan Maroko memberlakukan agama Islam sebagai agama resmi kerajaan.
Baca Juga: Gus Barra dan Kiai Asep Borong Dagangan, Pedagang Pasar Kutorejo Bersyukur dan Mantap Pilih Mubarok
“Beda dengan para orang tua mereka yang pakai jilbab, anak-anak perempuannya sudah banyak yang gak pakai jilbab,” tutur Yogi, mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah di sebuah universitas di Maroko. Yogi adalah alumnus Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Anak-anak muda Maroko cenderung berkiblat ke budaya Prancis. Maklum, Maroko bekas jajahan Prancis.
Bahkan budaya Prancis di Maroko sangat dominan. Saya melihat semua papan nama di Maroko, baik kantor pemerintah, swasta, maupun restoran dan yang lain, memakai dua bahasa. Yaitu bahasa Prancis dan Arab. Bahkan bahasa Prancis cenderung dominan dan lebih besar.
Baca Juga: 3.000 Relawan Barra-Rizal Ikuti Bimtek Saksi, 20 Rombong Bakso, Tahu Thek dan Soto Gratis Ludes
“Di Maroko, administrasi kantor pakai bahasa Prancis,” tutur Muhammad Iqbal, mahasiswa asal Indonesia yang kini S3 di sebuah perguruan tinggi di Maroko.
Bahasa sehari-hari juga pakai dua bahasa: Prancis dan Arab. Namun belakangan mulai ada upaya pakai bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris dipakai lebih luas, semua negara di dunia.
Tapi jangan kaget. Meski orang Maroko tampan dan cantik tapi mereka jarang mandi.
Baca Juga: Antusias Masyarakat Sambut Gus Barra Borong Dagangan di Pasar Trawas
“Warga Maroko hanya mandi satu kali dalam seminggu,” kata Yogi.
M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA di pantai laut Atlantik, Casablanca, Maroko, Sabtu (14/1/2023). Foto: BANGSAONLINE
Kenapa mereka malas mandi. Ternyata karena suhu yang sangat dingin. Ketika saya berada di Maroko suhu berkisar antara 12 hingga 17 derajat celcius. Itu pada Jumat, 13 Januari 2023 hingga Selasa, 17 Januari 2023. Sekali lagi, itu sangat dingin. Harus pakai jaket tebal.
Baca Juga: Kampanye Simpatik Pasangan Mubarok, Kiai Asep Gelorakan Semangat untuk Masyarakat
Sekarang, Selasa (24/1/2023), suhu di Maroko malah semakin dingin: 5 derajat celcius. Apalagi kalau ada angin. Seperti disiram es batu.
“Karena itu kalau kita keluar rumah tak pakai sandal pasti ditegur oleh orang Maroko, harus pakai sandal, karena takut sakit,” kata Yogi lagi.
Saya ke Maroko ikut kunjungan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur. Kiai Asep didampingi istrinya, Nyai Hj Alif Fadhilah dan Gus Ilyas, salah seorang putranya yang alumnus Universitas Qadhi Iyyadh Maroko.
Baca Juga: Siapkan Kontrak Politik Demi Pemerintahan Bersih, Barra-Rizal Dirikan Posko Masif Tiap Desa
Selain Bu Nyai Fadhilah dan Gus Ilyas juga Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Rektor Insitut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) dan Dr Fadly Usman, Wakil Rektor IKHAC.
Kalau mandi seminggu sekali apa gak bahu? Pasti bahu. Tapi tak separah kalau musim panas. “Hanya pakai parfum, ya,” timpal Gus Muhib.
“Ya,” jawab Yogi.
Jadi untuk membendung bahu badan harus pakai parfum.
Di Maroko ada empat musim. Yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Musim dingin terjadi pada Januari hingga Maret. Musim semi turun pada April hingga Juni. Musim Panas terjadi pada Juli sampai September. Sedang musim gugur terjadi pada Oktober sampai Desember.
Nah, jika Anda mau berkunjung atau berlibur ke Maroko harus mempertimbangkan suhu yang sudah terjadwal pada berbagai bulan itu. Dengan demikian bisa mempersiapkan diri, termasuk pakaian yang harus dikenakan. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News