JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka Satu Abad NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menganugrahkan penghargaan kepada para tokoh dan pesantren serta lembaga pendidikan. Penganugrahan penghargaan disampaikan dalam acara Anugrah Satu Abad di Teater Tanah Air, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa (31/1/2023) malam.
Penghargaan itu terdiri atas tiga kategori: internasional, nasional, dan internal NU. Untuk internal NU dibagi dalam tiga bagian: Pengabdi Sepanjang Hayat, Pondok Pesantren Berusia lebih 1 Abad, dan Tokoh Pejuang NU.
Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT
Tokoh Pejuang NU juga dibagi dalam tiga kategori: Penandatangan Naskah Pendirian NU, Rais ‘Aam PBNU sepanjang zaman, dan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU sepanjang zaman.
KATEGORI INTERNASIONAL
1-Universitas al-Azhar Kairo (Mesir)
Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024
2-Dzurriyah Sayyid Abbas bin Abdul Azis (Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki; Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki; dan Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Malik (Saudi Arabia)
3-Syaikh Yasin al-Fadani (Saudi Arabia) Martin van Bruinessen (Belanda)
KATEGORI NASIONAL
Baca Juga: Khofifah Didoakan Lanjut sebagai Gubernur Dua Periode oleh Pendekar Pagar Nusa se-Jatim
1-Ir. Soekarno (Tokoh Bangsa)
2-KH. Wahid Hasyim (Tokoh Pendidikan)
3-KH. Abdurrahman Wahid (Tokoh Kebudayaan)
Baca Juga: Khofifah Disambut Pekikan 'Lanjutkan' saat Berangkatkan Peserta Jalan Sehat Hari Santri di Madiun
4-Usmar Ismail (Tokoh Film dan Sastra)
KATEGORI INTERNAL NU PENGABDI SEPANJANG HAYAT
1- KH. Ali Yafie (Sulsel)
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
2-TGH. Turmudzi Badarudin (NTB)
3-Nyai Mahfudhoh Ali Ubaid (Jombang)
4-TGH. Tabrani Basri (Kalsel)
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, Gus Kholil: Khofifah adalah Ibu Santri Jawa Timur
PONDOK PESANTREN
1-Pondok Pesantren Al-Kahfi Somolangu, Kebumen (1475)
2-Dayah Ma'hadul Ulum Diniyyah (Mudi) Mesra, Birieun Aceh (abad 17-an)
Baca Juga: Jelang Hari Santri Nasional, Bendera NU Bertebaran di Kota Probolinggo
3-Pondok Pesantren Mojosari, Loceret, Nganjuk (1710)
4-Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan (1710)
5-Pondok Pesantren Babakan, Cirebon (1715)
Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
6-Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan (1718)
7-Pondok Pesantren Jamsaren, Solo (1750)
8-Pondok Pesantren Buntet, Cirebon (1750)
9-Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik (1753)
10-Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gading, Malang (1768)
11-Pondok Pesantren Balerante, Cirebon (1779)
12-Pondok Pesantren Miftahul Falah Bungkuk, Singosari, Malang (1785)
13-Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah, Siwalan Panji, Sidoarjo (1787)
14-Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan (1779)
15-Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, Durenan, Trenggalek (1790)
16-Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon (1800-an)
17- Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang (1825)
18-Pondok Pesantren Watucongol, Magelang, (1830)
19-Pondok Pesantren Tremas, Pacitan (1830)
20-Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah, Kalibeber, Wonosobo (1832)
21-Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo (1839)
22-Pondok Pesantren Al-Hikamus Salafiyah, Cipulus, Purwakarta (1840) Pondok
23-Pesantren Al-Fauzan, Garut (1850)
24-Pondok Pesantren Langitan, Tuban (1852)
25-Pondok Pesantren al-Ittihad Poncol, Semarang (1893)
26-Pondok Pesantren MIS (Ma’hadul Ilmi Asy-Syar’i), Sarang, Rembang (1859)
27-Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Bangkalan (1861)
28-Pondok Pesantren Giri Kusumo, Mranggen, Demak (1868)
29-Pondok Pesantren Arriyadl, Ringinagung, Pare, Kediri (1870)
30-Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin, Pacul Gowang (1880)
31-Pondok Pesantren Besuk Kejayan Pasuruan (1881)
32-Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung (1881)
33-Pondok Pesantren Al-Ashriyah, Genteng, Banyuwangi (1882)
34-Pondok Pesantren Roudatul Mubtadi’in, Balekambang, Jepara (1884)
35-Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang (1885)
36-Pondok Pesantren Al-Ihsan, Jampes, Kediri (1886)
37-Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep (1887)
38-Pondok Pesantren Darul Hikam, Bendo, Pare, Kediri (1889)
39-Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Lamongan (1898)
40-Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (1899)
41-Pondok Pesantren Gedongsari, Nganjuk (1901)
42-Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan, Bogor (1901)
43-Pondok Pesantren Al-Fatah, Banjarnegara (1901)
44-Pondok Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Demak (1905)
45-Pondok Pesantren Mathaliul Huda Pati (1905)
46-Pondok Pesantren Kempek, Cirebon (1908)
47-Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo (1908)
48-Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati (1910)
49-Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri (1910)
50-Pondok Pesantren Al-Hikmah, Benda, Brebes (1911)
51-Pondok Pesantren Al-Munawwir, Yogyakarta (1911)
52-Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember (1912)
53-Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah, Tegal (1913)
54-Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalsel (1914)
55-Pesantren Islam As Shiddiqi, Jember (1915)
56-Pondok Pesantren al-Hidayah Lasem Rembang (1916)
57-Pondok Pesantren Matla’ul Anwar Linahdhatil Ulama (MALNU) Pandeglang (1916)
58-Pondok Pesantren Denanyar, Jombang (1917)
59-Pondok Pesantren al-Qaumaniyah, Bareng, Kudus (1918)
60-Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Winong, Cirebon (1918)
61-Pondok Pesantren Apik, Kauman Kaliwungu, (1919)
62-Pondok Pesantren Al-Masturiyah, Sukabumi (1920)
63-Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah, Seblak Jombang (1921)
64-Pondok Pesantren Baitul Arqom Ciparay, Bandung (1922)
65-Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah, Kalsel (1922)
66-Pondok Pesantren Mustofawiyah, Mandailing Natal, Sumut (1925)
67-Pondok Pesantren Ihya Ulumaddin, Cilacap (1925)
68-Pondok Pesantren Ploso, Kediri (1925)
TOKOH PEJUANG NU
I.PENANDATANGAN NASKAH PENDIRIAN NU
1-KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)
2-KH. Wahab Hasbullah (Jombang)
3-KH. Bisri Syansuri (Jombang)
4-KH. Raden Asnawi (Kudus)
5-KH. Nawawi (Pasuruan)
6-KH. Ridwan Mujahid (Semarang)
7-KH. Maksum Ahmad (Rembang)
8-KH. Nahrawi Thahir (Malang)
9-H. Ndoro Muntaha (Bangkalan)
10-KH. Abdul Hamid Faqih (Gresik)
11-KH. Abdul Halim (Cirebon)
12-KH. Ridwan Abdullah (Surabaya)
13-KH. Mas Alwi bin Abdul Azis (Surabaya)
14-KH. Abdullah Ubaid (Surabaya)
15-Syekh Ahmad Ghanaim al-Misri (Surabaya)
16-KH. Dahlan Ahyad (Surabaya)
17-KH. Khalil Masyhuri (Rembang)
18-KH. Muhammad Zubair (Gresik)
19-KH. Faqih Mas Kumambang (Gresik)
20-KH. Muhammad Ma’ruf (Kediri)
21-H. Hasan Gipo (Surabaya)
22-KH. Syamsul Arifin (Situbondo)
23-KH. Raden Hambali (Kudus)
24-KH. Muhammad Hasan (Probolinggo)
25-KH. Shaleh Lateng (Banyuwangi)
II. RAIS ‘AAM
1- Hadaratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari (1926-1947)
2-KH. Wahab Hasbullah (1947-1971)
3-KH. Bisri Syansuri (1971-1980)
4-KH. Ali Ma’shum (1981-1984)
5-KH. Achmad Siddiq (1984-1991)
6-KH. Ali Yafie (1991-1992)
7-KH. Ilyas Ruchiyat (1992-1999)
8-KH. M. A Sahal Mahfudh (1999-2014)
9-KH. Ahmad Mustofa Bisri (2014-2015)
10-KH. Ma’ruf Amin (2015-2018)
III.KETUA UMUM TANFIDZIYAH
1-H. Hasan Gipo (1926-1929)
2-KH. Ahmad Noor (1929-1937)
3-KH. Mahfud Siddiq (1937-1944)
4-KH. Nahrawi Tahir (1944-1951)
5-KH. Abdul Wahid Hasyim (1951-1954)
6-KH. Muhammad Dahlan (1954-1956)
7-KH. Idham Chalid (1956 -1984)
8-KH. Abdurrahman Wahid (1984-1999)
9-KH. Hasyim Muzadi (1999-2015)
10-KH. Said Aqil Siroj (2015-2021)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News